Banjir Bandang-Tanah Longsor di Sumatera Utara, Korban Jiwa Berjatuhan
3 min read
Kondisi jembatan yang terputus akibat banjir di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Selasa (25/11/2025). (Foto:0BPBD Kabupaten Tapanuli Utara)
Majesty.co.id, Jakarta – Cuaca ekstrem yang melanda empat wilayah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara—Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan—pada Senin (24/11/2025) dan Selasa (25/11/2025) memicu bencana banjir serta tanah longsor
Selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara ini turut mengganggu aktivitas dan penghidupan masyarakat.
Berdasarkan laporan sementara Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Rabu (26/11/2025), pukul 07.00 WIB, hujan deras yang mengguyur lebih dari dua hari di Kota Sibolga menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah kelurahan.
Banjir tercatat melanda Kelurahan Angin Nauli (Sibolga Utara), Aek Muara Pinang dan Aek Habil (Sibolga Selatan), serta Pasar Belakang dan Pasar Baru (Sibolga Kota).
Berdasarkan laporan visual, arus banjir tampak kuat menghantam rumah warga, menyeret kendaraan, serta membawa material lumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga.
Untuk bencana tanah longsor, wilayah terdampak meliputi Kelurahan Angin Nauli, Simare-mare, Sibolga Hilir, Hutabarangan, Huta Tonga dan Sibual-buali (Sibolga Utara); Kelurahan Parombunan dan Aek Mani (Sibolga Selatan).
Kemudian, Kelurahan Pancuran Bambu, Pancuran Dewa dan Pancuran Kerambil (Sibolga Sambas); serta Kelurahan Pasar Belakang, Pasar Baru dan Pancuran Gerobak (Sibolga Kota).
Satu warga dilaporkan mengalami luka-luka dan telah memperoleh perawatan medis. Sementara kerugian material sementara mencakup tiga unit rumah terdampak, termasuk satu ruko, serta sejumlah akses jalan yang terganggu.
Delapan Warga Tewas di Tapanuli Selatan
Di Kabupaten Tapanuli Selatan, banjir dan longsor menimbulkan dampak paling parah. Delapan warga dilaporkan meninggal dunia, 58 orang luka-luka, dan 2.851 orang terpaksa mengungsi.
Bencana ini berdampak pada 11 kecamatan, yakni Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan, dan Angkola Muaratais.
Kerusakan di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah
Di Tapanuli Utara, sebanyak 50 unit rumah terdampak dan dua jembatan terputus akibat banjir dan longsor. BPBD bersama tim gabungan telah merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan–Silantom untuk mengatasi terputusnya akses.
Sementara itu, di Kabupaten Tapanuli Tengah dilaporkan 1.902 unit rumah terdampak banjir di sembilan kecamatan, meliputi Pandan, Sarudik, Badiri, Kolang, Tukka, Lumut, Barus, Sorkam, dan Pinangsori.
BPBD setempat mendirikan tenda pengungsian dan menyalurkan bantuan sembako kepada warga.
BNPB menegaskan bahwa seluruh data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring proses kaji cepat lanjutan.
Penyebab Cuaca Ekstrem
BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta melaporkan adanya dua sistem cuaca signifikan yang memicu cuaca ekstrem di Sumatera Utara pada 25 November 2025, yaitu Siklon Tropis KOTO yang berkembang di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B yang terpantau di Selat Malaka.
Bibit Siklon 95B memperkuat pembentukan awan konvektif dari Aceh hingga Sumatera Utara sehingga memicu curah hujan ekstrem dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Siklon Tropis KOTO menyebabkan belokan angin serta penarikan massa udara basah (inflow) menuju pusat siklon, yang turut meningkatkan intensitas hujan lebat di wilayah barat Indonesia.
BMKG menyebut Bibit Siklon 95B berpotensi memicu hujan sedang hingga lebat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau, disertai angin kencang di Aceh dan Sumatera Utara.
