Gaet IMMIM, Munafri Tekankan Ulama dan Umara Harus Bersatu
3 min read
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menyampaikan keterangan kepada wartawan di sela kegiatan di gedung IMMIM, Sabtu (4/10/2025). (Foto: Diskominfo Makassar)
Majesty.co.id, Makassar – Membangun kota Makassar, bukan hanya soal menghadirkan infrastruktur dan kebijakan, tetapi juga membutuhkan kekuatan nilai religius dan harmoni sosial di Kota Makassar.
Itulah yang ditekankan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, bahwa sinergi ulama, umara, dan umat merupakan kunci utama dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, berkarakter dan memberi manfaat bagi kota ini.
Pesan tersebut disampaikan Munafri saat tampil sebagai pembicara pada Diskusi Bulanan IMMIM yang dirangkai dengan pelantikan pengurus Lembaga Dakwah IMMIM serta penandatanganan MoU kerjasama, di Gedung IMMIM, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, ulama berperan sebagai penuntun moral dan penjaga nilai, umara (pemerintah) sebagai menjalankan kebijakan program, sementara umat menjadi pelaku dan penerima manfaat pembangunan.
“Kolaborasi erat ketiga elemen ini, kami yakini akan menghadirkan kekuatan besar untuk menjadikan Makassar sebagai kota maju sekaligus religius, yang tetap berpegang pada nilai-nilai luhur di tengah dinamika zaman,” jelas Munafri.
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Makassar Muh. Roem, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Achi Soleman, dan Kabag Kesra.
Pada kesempatan ini, pria yang akrab disapa Appi itu menegaskan, pentingnya hubungan yang erat antara ulama dan umara.
Menurut politisi Golkar itu, kekuatan kolaborasi harus berjalan seimbang agar pesan dakwah dan kebijakan pembangunan dapat sampai secara maksimal kepada masyarakat.
“Kalau ulama berjalan sendiri tanpa dukungan umara, maka pesan dakwah tidak akan maksimal. Demikian pula sebaliknya,” tuturnya.
“Pemerintah tanpa dukungan ulama akan pincang. Karena itu, pertemuan seperti ini sangat penting untuk membangun keseimbangan sosial,” lanjutnya.
Munafri mengibaratkan, umara adalah lautan dan ulama adalah sungai, sementara umat menjadi muara yang memberi kehidupan subur bagi masyarakat.
Pada kesempatan ini, Munafri juga menekankan, transformasi digital yang kini merambah dunia dakwah.
Ia berharap, mubalig harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar pesan-pesan agama dapat menjangkau generasi baru secara efektif.
“Syiar hari ini bisa langsung dilakukan di berbagai platform digital. Bahkan sebagian mubalig sudah memperoleh income dari dakwah digital. Ini positif, asal konten yang dibawakan dapat dipertanggungjawabkan dan tidak saling menjatuhkan,” tegas Munafri.
Mantan bos PSM itu pun mendorong IMMIM agar memberi rambu-rambu dan evaluasi, sehingga mubalig tetap berada di jalur dakwah yang benar serta mampu menjaga marwah ulama di ruang publik, khususnya media sosial.
Ia juga mengingatkan agar masjid tidak sekadar menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan umat.
Selanjutnya, di bidang pendidikan, Munafri menilai pentingnya memperkuat porsi pelajaran agama dan pendidikan karakter di sekolah dasar.
Munafri menekankan, percuma anak-anak cerdas secara akademik jika tidak memiliki akhlak yang baik.
Karena itu, Pemkot Makassar akan melibatkan ahli pendidikan, ulama, hingga tokoh masyarakat dalam penyusunan kurikulum yang menguatkan nilai agama dan budaya lokal.
“Hari ini, pelajaran agama hanya dua jam seminggu, itu tidak cukup. Kita tidak bisa menganggap semua anak berada di rumah tangga yang ideal,” ungkapnya.
“Karena itu, kami akan meramu kurikulum baru dengan pendidikan akhlak, agama, serta kearifan lokal (local wisdom) Bugis-Makassar seperti sipakatau, siri’ na pacce, dan tabe,” tambah dia menjelaskan. (Ril/Adv)