Sulsel Gaungkan Kolaborasi dan Pola Hidup Sehat Cegah Stunting
3 min read
Dialog interaktif bertema “Gizi dan Pencegahan Stunting” yang dihadiri sejumlah pejabat Pemprov Sulsel di Makassar, Kamis (17/4/2025). (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Makassar – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berkomitmen untuk mencegah dan mempercepat penurunan kasus stunting—pertumbuhan terhambat pada anak akibat kurang gizi kronis—sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.
Kepala Bappelitbangda Sulsel Setiawan As’ad, menegaskan hal ini dalam dialog interaktif bertema “Gizi dan Pencegahan Stunting” yang digelar di Hotel Grand Town, Makassar, Kamis (17/4/2025).
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah pembicara yairu, Nike Frans dari United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) untuk wilayah Sulawesi dan Maluku.
Kemudian ada Direktur Jenewa Institute Surahman Said, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishak M. Iskandar, serta akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Djunaidi M. Dachlan.
Setiawan menjelaskan bahwa pencegahan stunting menjadi prioritas utama Pemprov Sulsel di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi, sebagaimana tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah lima tahun ke depan.
Langkah ini diwujudkan melalui penguatan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam memperluas intervensi gizi dan kesehatan.
“Sesuai arahan Gubernur Sulawesi Selatan, Bapak Andi Sudirman Sulaiman, pencegahan dan penurunan angka stunting akan menjadi prioritas utama dalam lima tahun ke depan, seperti yang tercantum dalam RPJMD tahun 2025, dengan meningkatkan sinergi antara pemerintah dan pihak swasta sebagai langkah memperkuat intervensi pencegahan stunting dan gizi buruk di Sulawesi Selatan,” katanya.
Lebih lanjut, Bappelitbangda akan memantau pelaksanaan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan serapan anggaran melalui aplikasi e-monev serta situs resmi mereka.
Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas program di 24 kabupaten/kota se-Sulsel.
“Bappelitbangda, sebagai koordinator Aksi Konvergensi OPD Pemprov Sulsel, akan melakukan monitoring, evaluasi, dan memberikan penilaian terhadap kinerja 24 kabupaten/kota dalam pencegahan dan penanganan stunting,” imbuhnya.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Sulawesi Selatan turun dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen.
Penurunan ini merupakan hasil kerja keras dan konsistensi inovasi Dinas Kesehatan Sulsel dalam periode 2020–2024, melalui program pendampingan gizi desa serta intervensi gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), seperti PMT lokal untuk balita dan ibu hamil, multivitamin, serta pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil.
Pola Hidup Sehat
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishak M. Iskandar, menyebutkan bahwa pola hidup sehat, seperti menghindari rokok dan mencukupi kebutuhan gizi anak, merupakan langkah mendasar dalam pencegahan stunting.
Ia juga menyoroti pentingnya literasi kesehatan di masyarakat.
“Pola hidup sehat merupakan cara paling sederhana untuk mencegah dan menurunkan stunting. Misalnya, di lapangan, ditemukan bahwa masyarakat dengan ekonomi menengah di salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan memiliki anak yang mengalami stunting, meskipun tergolong warga ekonomi menengah,” katanya.
“Hal ini disebabkan orang tua tidak memenuhi kebutuhan gizi anak serta tidak menerapkan pola hidup sehat. Jadi, tidak semua keluarga dengan kondisi ekonomi rendah mengalami stunting,” jelasnya.
Oleh karena itu, Ishak menekankan perlunya sosialisasi tentang pentingnya komunikasi perubahan perilaku di masyarakat.
“Sehingga dialog interaktif bersama media dapat menyampaikan literasi tentang pola hidup sehat serta pencegahan dan penurunan stunting,” harapnya.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok