04/05/2024

Majesty.co.id

News and Value

Syahar minta Bulog-Pengusaha Penggiling beli Gabah Petani Rp6.500 lebih

2 min read
Supaya petani lebih untung
Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif menaiki mesin pemotong padi saat panen raya di Kecamatan Dua Pitue, Sidrap, Sabtu (13/4/2024). (Foto: Istimewa)

Majesty.co.id, Sidrap – Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Syaharuddin Alrif meminta Pemprov Sulsel dan Perum Bulog segera mengumpulkan pengusaha penggiling padi untuk mencari solusi harga gabah yang memihak kepada petani.

Permintaan pria yang sering disapa Syahar itu disampaikan saat menghadiri panen raya padi di Desa Tacimpo, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidrap, Sabtu (13/4/2024) petang.



Di sana Syahar menyaksikan langsung bagaimana produktifitas petani. Sekretaris Nasdem Sulsel ini juga menaiki mobil pemotong padi yang sedang beroperasi.

Syahar berharap Pemprov Sulsel dan Bulog untuk melakukan rapat bersama dengan para pemilik pabrik penggilingan padi di Sidrap dan beberapa daerah lain untuk menentukan harga eceran tertinggi atau HET gabah.

“Supaya harga gabah bisa seperti harga eceran tertinggi pemerintah, seperti yang kita lihat ini namanya padi sering panen, untuk harga standar di petani kisaran Rp6 ribu per kilogram,” kata Syahar dalam keterangan tertulis.

“Dan sangat berharap ke pemerintah provinsi harga gabah padi di petani kisaran Rp6.500 ke atas agar para petani bisa untung banyak,” pinta bakal calon bupati Sidrap ini.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 tahun 2023, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani yang dalam aturan HPP sebelumnya Rp5.000 per kilogram (kg) naik menjadi Rp6.000 per kg.

Lalu harga Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Bulog yang sebelumnya Rp6.300 per kg naik menjadi Rp7.400 per kg. Ketentuan ini berlaku hingga Juni 2024.



Syahar melanjutkan, berdasarkan hasil dialognya dengan para petani, harga gabah harus dinaikkan dengan beberapa pertimbangan. Salah satunya karena masalah hama tanaman.

Selain itu, produktifitas petani kerap anjlok disebabkan padi kerap jatuh atau rubuh menjelang masa panen.

“Sehingga ada kurang lebih 30 persen padi yang terbuang sia-sia, maka dari pihak dari pemerintah provinsi bersama Bulog dan para pengusaha penggilingan padi segera melakukan rapat untuk membantu para petani kita,” pungkas Syahar.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | All Rights Reserved.