Bupati Luwu Timur Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor Cegah Stunting
3 min read
Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam pada rakor percepatan penurunan stunting. (Foto: Warta Lutim)
Majesty.co.id, Luwu Timur – Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Luwu Timur di Aula Sasana Praja Kantor Bupati, Kamis (22/5/2025).
Kegiatan ini dirangkaikan dengan sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) serta peluncuran pedoman dan diseminasi percepatan pencegahan dan penurunan stunting tahun 2025.
Dalam sambutannya, Bupati Irwan mengajak seluruh pemangku kepentingan, khususnya di tingkat desa dan kecamatan, untuk lebih aktif dalam menurunkan angka stunting, terlebih di wilayah pelosok yang masih kekurangan fasilitas kesehatan.
“Saya mengajak sektor swasta untuk menjadi bagian dari solusi melalui program orang tua asuh. Harapan kita di tahun 2025, angka stunting bisa turun secara bertahap,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan bahwa Program Seribu Kehidupan akan mulai dijalankan tahun ini melalui anggaran perubahan, dengan fokus pada dukungan gizi bagi ibu hamil selama masa kehamilan hingga satu tahun pasca persalinan.
“Program seribu Kehidupan juga akan mulai dijalankan melalui anggaran perubahan tahun ini, menyasar ibu hamil dengan dukungan fasilitas gizi dan nutrisi selama 9 bulan hingga 1 tahun pasca melahirkan,” tambahnya.
Bupati Irwan menegaskan bahwa penanganan stunting adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
“Jika seluruh elemen masyarakat bergerak, maka penurunan stunting bukanlah hal yang sulit untuk dicapai,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, menyatakan bahwa pendekatan berbasis siklus hidup menjadi fokus utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Pendekatan ini mencakup setiap tahapan kehidupan, dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, balita, baduta (bawah dua tahun), hingga lansia,” ungkap Shodiqin.
Ia menjelaskan bahwa melalui pendekatan tersebut, setiap individu dapat menerima intervensi sesuai fase hidupnya, termasuk dalam upaya pencegahan stunting.
BKKBN juga memperkenalkan beberapa program unggulan, antara lain: Tamasya (Taman Asuh Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Si Daya Rahasia, Super F (Aplikasi konsultasi keluarga dan perawatan balita), serta Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting). Kolaborasi dengan berbagai pihak pun ditekankan.
Kepala DP2KB Luwu Timur, Nursih Hairani, melaporkan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan untuk memperkuat dukungan dari sektor swasta, PKK, kecamatan, desa lokus stunting, PLKB, hingga para orang tua asuh.
Nursih menyoroti dua isu strategis dalam upaya penanganan stunting, yaitu persoalan kependudukan dan bonus demografi.
“Situasi ini harus kita kelola sebagai peluang, bukan ancaman. Dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Acara diakhiri dengan penandatanganan komitmen Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, peluncuran dan penyerahan pedoman penurunan stunting 2025 secara simbolis kepada peserta.
Sebagai penutup, narasumber dari Yayasan Jenewa Madani Indonesia Andi Irfanji menyampaikan materi yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencetak SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. (Ril/Adv)
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok