Danny-Azhar sebut Sudirman-Fatma Sampaikan Jawaban Tidak Sesuai Pertanyaan
3 min read
Paslon Danny Pomanto-Azhar Arsyad memberi keterangan kepada wartawan usai debat pertama Pilgub Sulsel di Hotel Four Point, Makassar, Senin (28/10/2024). (Foto: Majesty/Arya)
Majesty.co.id, Makassar – Paslon Gubernur Sulsel Moh. Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad atau Danny-Azhar memberi sejumlah catatan terhadap pelaksanaan debat pertama Pilgub Sulsel di Hotel Four Point Kota Makassar, Senin (28/10/2024).
Salah satu hal yang ditekankan Danny Pomanto adalah ketegasan moderator debat. Cagub Sulsel nomor urut 1 itu menyarankan agar pemandu debat selanjutnya bisa mengoreksi jawaban paslon yang tidak sesuai pertanyaan.
Danny Pomanto menyampaikan hal tersebut, sebab ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada paslon Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi, dinilai dijawab tidak sesuai konteks.
“Alhamdulillah, saya kira debat kali ini berlangsung dengan sangat baik. Walaupun barangkali perlu dikoreksi MC atau moderator, perlu mengkoreksi kalau pertanyaannya dijawab tidak sesuai konteks supaya terarah,” ujar Danny Pomanto saat wawancara usai debat.
“Jangan didiamkan. Yang ditanya lain, yang dijawab lain. Sehingga Insya Allah, didebat akan datang diharap tidak begitu,” imbuh Danny Pomanto.
Danny Pomanto mengeklaim, apa yang disampaikannya bersama Azhar Arsyad selama 120 menit dalam debat tadi, sesuai fakta statistik dan kondisi yang terjadi di lapangan.
“Kami dari awal menyampaikan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, yang ditemukan di statistik dengan berdasarkan pengalaman yang kami alami,” katanya.
Azhar menambahkan, bahwa sejumlah jawaban yang disampaikan paslon Sudirman-Fatma seperti jauh dari konteks.
Padahal, kata Ketua PKB Sulsel itu, pertanyaan yang diajukan panelis merupakan cerminan fakta-fakta yang terjadi.
“Jadi ketika beliau menjelaskan, seolah-olah tidak ada masalah, padahal ini kan masalah yang harus dijawab,” tutur Azhar Arsyad.
Debat jadi Politik Politik
Azhar Arsyad menyebut debat Pilgub Sulsel ini merupakan momen untuk mengedukasi masyarakat.
Untuk itu, Azhar berharap lawan debatnya bisa memberikan jawaban yang tegas dan serius soal pertanyaan panelis, maupun pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya bersama Danny Pomanto.
“Pemimpin itu butuh ketegasan, butuh keseriusan, butuh jawaban yang tegas,” jelas Azhar.
Mantan Anggota DPRD Sulsel itu memberi contoh pertanyaan yang diajukan kepada Andi Sudirman, tapi jawabannya dinilai tidak sesuai konteks dan permasalahan yang terjadi.
“Saat saya tanya soal pendidikan. Saya mengapresiasi soal jumlah anak-anak SMA yang masuk perguruan tinggi. Tapi menurut saya bukan itu masalahnya,” tutur Azhar.
“Saya hanya bertanya soal, disparitas, banyaknya anak-anak kita di desa yang tidak bisa bersekolah, tidak punya kesempatan untuk menikmati pendidikan,” sambung Azhar.
Azhar mengambil contoh kondisi pendidikan di Desa Bakaru, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Dia menyebut, di wilayah itu banyak SMP namun sama sekali tak ada SMA yang menjadi wewenang Pemprov Sulsel.
“Misalnya di gunung, di Bakaru, ada beberapa SMP, tapi tidak ada SMA. Kenapa selalu cerita soal smart board itu, smart board itu anak-anak kaya yang menikmati, sekolah-sekolah di kota itu yang nikmati,” pungkas Azhar.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok