Danny Pomanto paparkan Lorong Wisata di Forum Wali Kota se-Dunia
3 min read
Danny Pomanto mengikuti Mayor Forum World Cities Summit (WCS) 2024, di Singapura. (Foto: Diskominfo Makassar)
Majesty.co.id, Makassar – Wali Kota Makassar, Sulsel, Moh. Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto membagikan pengalaman di hadapan wali kota se-dunia dalam agenda Mayor Forum World Cities Summit (WCS) 2024, di Singapura, Minggu (2/6/2024).
Dipandu langsung oleh Menteri Pembangunan Nasional Singapura, Desmond Lee, Danny Pomanto menjelaskan bagaimana ia mampu memimpin Makassar menuju kota dengan masa depan yang lebih baik melalui program Lorong Wisata.
Menurut Danny Pomanto, lorong merupakan sel kota yang harus mendapat perhatian. 30 persen dari 1,4 juta jiwa penduduk Makassar tinggal di lorong atau yang disebut gang.
Kondisi masyarakat lorong disebut berbeda dengan masyarakat yang bermukim di perumahan. Terdapat banyak konflik sosial, tingkat kemiskinan yang tinggi, hingga kualitas lingkungan yang rendah.
Kondisi masyarakat lorong tentunya berbeda dengan masyarakat yang bermukim di perumahan. Terdapat banyak konflik sosial, tingkat kemiskinan yang tinggi, hingga kualitas lingkungan yang rendah.
Dengan kondisi demikian, lorong-lorong cenderung diabaikan bahkan tidak dipertimbangkan dalam hal pengembangan suatu kota.
Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, Pemkot Makassar terus berupaya membangun masyarakat lorong, melalui program Lorong Wisata.
“Kenapa lorong?karena lorong itu adalah sel kota, dan sel penting untuk menentukan kesehatan kota,” kata Danny Pomanto dalam keterangan tertulis.
Danny Pomanto berpendapat dalam membangun sebuah kota sangat dibutuhkan public engagement, bagaimana masyarakat terlibat langsung di dalam membangun kotanya.
Sehingga di dalam program Lorong Wisata terdapat 21 konten untuk memperbaiki kehidupan masyarakat lorong. Mulai food security, inflation control, circular economy, city farming, city garden, social mitigasi, destinasi wisata baru, hingga pengembangan UMKM.
“Di Lorong Wisata, kita ada budidaya perikanan dan pertanian perkotaan, bank sampah, UKM digital, shelter komunitas, dan juga dewan lorong sebagai penghubung antara pemerintah kota dan masyarakat,” kata Danny.
Lorong Wisata pun disebut berhasil karena adanya pelibatan masyarakat yang kuat. Melalui program ini juga masyarakat mampu beradaptasi dan ikut terlibat hampir di semua program-program pemerintah.
“Kini di Makassar lingkungan lorong menjadi ruang tamu kota. Mereka menjadi pusat kota berskala kecil,” ungkap.
Lorong Wisata yang jumlahnya di Makassar lebih dari 2 ribu lorong telah banyak dikunjungi tetamu, tidak hanya dari Indonesia tapi juga Internasional.
Bahkan pada Agustus 2023 lalu, Dubes Singapura Mr Kwok Fook Seng bersama para peserta Senior Management Programme Singapore menjelajahi Lorong Wisata Zurich yang terletak di Kompleks Dewi Kumala Sari Tamalanrea, Makassar.
Mereka melihat budidaya tanaman pangan seperti cabai, pakcoy, tomat, padi hingga bawang. Mereka juga melihat budidaya perikanan seperti lobster air tawar.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok