DP3A Makassar Sosialisasikan Gejala HIV/AIDS pada Anak
2 min read
Sosialisasi Pelaksanaan Kebijakan Anak dengan HIV/AIDS yang digelar Dinas P3A Makassar. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Makassar — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar melalui Bidang PKA kembali menggelar sosialisasi bertema “Pelaksanaan Kebijakan Anak dengan HIV/AIDS” di Hotel Golden Tulip, Makassar, Selasa (11/11/2025).
Kegiatan ini melibatkan Puskesmas pelaksana program HIV/AIDS, organisasi masyarakat sipil (OMS) HIV, dampingan OMS HIV, serta Unit Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).
Langkah tersebut dilakukan mengingat HIV pada anak masih menjadi persoalan serius yang membutuhkan perhatian lintas sektor.
Kepala DP3A Kota Makassar, Ita Anwar, mengatakan sosialisasi ini berfokus pada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan HIV/AIDS, mengurangi stigma terhadap penderitanya, serta menciptakan lingkungan yang aman bagi anak.
“Segala upaya yang kami lakukan apalagi terkait anak-anak yang juga mendapatkan kekerasan seksual, yang nantinya bisa terindikasi terkena penyakit HIV/AIDS,” ujar Ita dalam keterangan tertulis.
Ita menambahkan, DP3A Makassar memiliki peran penting dalam edukasi dan perlindungan anak dari HIV/AIDS melalui berbagai program sosialisasi dan pendampingan masyarakat.
Data menunjukkan bahwa HIV masih menjadi masalah serius di Indonesia.
Kota Makassar mencatat 563 kasus baru HIV sepanjang 2025, menjadikannya daerah dengan angka tertinggi di Sulawesi Selatan.
“Karena itu, DP3A terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menekan angka kasus HIV/AIDS di tingkat keluarga dan shelter warga,” tambah Ita.
Sementara itu, salah satu narasumber, Dokter Asvina Anis Anwar menjelaskan berbagai tanda yang bisa dikenali sejak dini pada anak yang terinfeksi HIV/AIDS.
Tanda-tanda itu seperti demam, sakit tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, luka di mulut, nyeri otot, keringat berlebih, dan muncul bercak merah di kulit.
“Bila merasakan hal tersebut segera periksa ke dokter. Sayangi diri dan keluarga, karena lebih awal diketahui lebih mudah diobati,” ungkapnya.
Ia menambahkan, HIV dapat menular melalui darah, cairan vagina dan sperma. Meski penularan lewat air liur, ASI, air mata, dan urine sangat kecil, masyarakat tetap perlu berhati-hati dalam menjaga kebersihan dan kontak tubuh.
“Intinya, kita jaga anakta. Awasi pergaulannya, kenalkan sejak dini apa itu seks dan batasannya. Kenalkan juga bahaya dan dampaknya agar mereka bisa menghindari,” tegasnya.
Asvina juga menekankan pentingnya peran orang tua, terutama ibu hamil, untuk melakukan pemeriksaan sejak dini.
“Termasuk ibu hamil, sebaiknya memeriksakan diri untuk screening karena ada pemeriksaan urine. Itu penting agar penularan bisa dicegah,” tutupnya.
