Munafri sebut Harga Pangan di Makassar Masih Stabil Jelang Lebaran Idulfitri
4 min read
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (kiri) saat memantau harga pangan di Pasar Panakkukang, Selasa (25/3/2025). (Foto: Diskominfo Makassar)
Majesty.co.id, Makassar – Menjelang Hari Raya Idulfitri, Pemerintah Kota Makassar memastikan stabilitas harga pangan tetap terjaga. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, turun langsung ke lapangan untuk meninjau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional dan ritel modern pada Selasa (25/3/2025).
Peninjauan dilakukan di Pasar Panakkukang dan Hypermart guna membandingkan harga serta memastikan distribusi barang berjalan lancar.
Di Pasar Panakkukang, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang tidak terlalu signifikan.
Bawang merah naik menjadi Rp50 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram, sementara harga ayam potong kini berada di angka Rp50 ribu per ekor dari sebelumnya Rp45 ribu per ekor.
“Kalau ayam Rp50 ribu per ekor ini masih dalam harga yang standar,” ungkap Dwi Budianto, salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Panakkukang.
Namun, kenaikan harga cukup signifikan terjadi pada cabai rawit, yang melonjak hingga Rp120 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp60 ribu hingga Rp75 ribu per kilogram.
Dibandingkan dengan pasar tradisional, harga kebutuhan pokok di Hypermart terpantau lebih stabil dengan perbedaan sekitar 2-3 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa pasokan barang masih dalam kondisi aman menjelang perayaan hari besar keagamaan.
Meski harga relatif stabil, Munafri menegaskan bahwa Pemkot Makassar akan terus melakukan pemantauan guna mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali.
“Harga lebih relatif baik tahun ini, harga-harga tidak terlalu fluktuatif kecuali di dua bahan pokok itu, cabai rawit naik turun, ini naik lagi,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Munafri menegaskan bahwa upaya intervensi harga akan dilakukan jika memungkinkan.
Namun, untuk komoditas tertentu seperti cabai, intervensi pemerintah memiliki keterbatasan mengingat stok yang tidak selalu tersedia dalam jumlah besar.
“Sebenarnya kalau kita mau menstabilkan, susah juga kalau komoditas seperti cabai ini, karena kita tidak punya stok, tetapi yang lain, yang bisa diintervensi kita akan intervensi,” jelasnya.
Menurutnya, kenaikan harga masih berkaitan dengan mekanisme pasar, yakni ketersediaan pasokan dan permintaan yang meningkat menjelang hari raya. “Ya suplai demand pasti,” tambahnya.
Revitalisasi Pasar Tradisional Jadi Prioritas
Selain mengecek harga pangan, Munafri juga meninjau kondisi pasar, termasuk sistem pengelolaan sampah, limbah, serta jalur sanitasi.
Langkah ini sejalan dengan visi Pemkot Makassar dalam menciptakan pasar yang lebih bersih, nyaman, serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Ia menegaskan bahwa pasar tradisional perlu modernisasi agar lebih kompetitif dengan ritel modern.
“Memang pasar-pasar ini harus di-upgrade, mungkin di tengah-tengah antara pasar ritel modern (Hypermart) ini, supaya orang punya banyak pilihan, sehingga konsumen dan penjual ini bisa nyaman,” ujarnya.
Munafri memastikan bahwa Pemkot Makassar telah menyiapkan anggaran untuk renovasi pasar, dengan fokus pada sanitasi dan kenyamanan pedagang serta pembeli.
“Kepala Dinas Perdagangan tadi sudah melihat, dan ternyata sudah ada yang mau dikasih bantuan tapi desainnya belum ketemu, nanti kita akan coba membicarakan ulang karena semakin dibiarkan pasar ini semakin hancur,” katanya.
Salah satu prioritas utama dalam perbaikan adalah Pasar Terong, yang dinilai sebagai barometer harga eceran di Makassar.
“Kalau menurut saya Pasar Terong karena hampir menjadi patokan harga ecer di sana. Kita akan coba mendapatkan dana dari APBN sambil kita menyiapkan supporting di APBD,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa desain pasar ke depan harus lebih modern, terbuka, dan nyaman, tanpa menghilangkan esensi pasar tradisional.
“Konsepnya tradisional modern, yang paling penting ini kan sistem sanitasinya yang paling perlu,” jelasnya.
Munafri menekankan bahwa pasar yang akan direnovasi tidak boleh dibangun bertingkat, melainkan lebih menyerupai konsep ritel modern yang lebih terbuka dan efisien.
“Flownya aja yang mau diatur, artinya jangan bangun pasar seperti mau bangun gedung. Hall saja kaya begini (Hypermart), tinggal ditata penempatannya, pencahayaan, sanitasi,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mendorong adanya pengawasan lebih ketat dengan melibatkan Balai Karantina, Dinas Kesehatan, serta Balai POM untuk memastikan bahwa produk yang dijual di pasar tradisional aman bagi masyarakat.
“Di dalam situ nanti hadirlah dari Balai Karantina, Dinas Kesehatan, Balai POM, yang bisa kontrol, jangan sampai bahan yang dijual bisa membahayakan masyarakat,” pungkasnya.
Dengan pengawasan ketat dari Pemkot Makassar, diharapkan harga pangan tetap stabil menjelang Idulfitri, serta pasar tradisional dapat bersaing dengan ritel modern melalui revitalisasi dan peningkatan fasilitas. (Ril/Adv)
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok