Kader HMI Didorong Ambil Peran Strategis dalam Ekonomi Syariah Global
3 min read
Dosen Universitas Guna Darma Jakarta, Mega Oktaviany di Forum LK III HMI Badko Sulsel. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Makassar — Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didorong mengambil peran strategis dalam memajukan ekonomi syariah inklusif, tidak hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga di level global.
Dorongan keterlibatan kader HMI dalam membangun ekonomi syariah disampaikan oleh Dosen Universitas Guna Darma Jakarta, Mega Oktaviany.
Mega Oktaviany memaparkan tentang ekonomi syariah secara komprehensif dalam forum LK III HMI Badko Sulsel di Hotel UIN Alauddin, Kota Makassar, pada Kamis (29/5/2025).
Menurut Mega Oktaviany, ekonomi syariah saat ini perlu dipahami secara komprehensif dan melampaui batas dikotomis halal-haram.
“Lebih dari itu, ini adalah tentang bagaimana kita, khususnya generasi muda intelektual muslim seperti kader HMI, mampu menjadi garda terdepan dalam mewujudkan inklusi ekonomi yang berkeadilan, sebagai bagian integral dari strategi pengembangan ekonomi global,” ujar Mega dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/5/2025).
Menurutnya, HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Indonesia memiliki tanggung jawab historis dan intelektual untuk tampil sebagai prime mover dalam agenda inklusi ekonomi syariah.
Mega berpendapat, kader HMI adalah stakeholder kunci dengan segala potensi intelektual, jaringan dan idealisme yang dimiliki.
“HMI harus mampu menerjemahkan prinsip-prinsip ekonomi syariah menjadi solusi konkret bagi tantangan ketimpangan dan eksklusi ekonomi yang masih menjadi persoalan bangsa dan dunia,” tambahnya.
Mega menjelaskan bahwa ekonomi syariah menawarkan kerangka kerja yang kuat (robust) untuk mewujudkan keuangan inklusif dan pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip dasar seperti bagi hasil (mudharabah, musyarakah), larangan atas riba, spekulasi berlebihan (maysir) dan ketidakjelasan (gharar) berfungsi sebagai fondasi sistem ekonomi yang adil, stabil, dan partisipatif.
“Inklusi dalam ekonomi syariah bukan hanya tentang akses terhadap produk keuangan syariah,” jelas Mega.
Menurut Mega, ekonomi syariah hari ini adalah tentang memastikan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam kegiatan ekonomi produktif.
Ia mencontohkan, peran ekonomi syariah dalam pemberdayaan UMKM melalui skema pembiayaan syariah yang inovatif, serta distribusi kekayaan yang lebih merata.
“Inilah esensi dari maqashid syariah (tujuan-tujuan syariah) yang relevan untuk menjawab tantangan ekonomi global saat ini, seperti kemiskinan, ketimpangan dan dampak perubahan iklim,” papar Mega.
Ia juga menekankan bahwa sejumlah negara, baik maju maupun berkembang, mulai melirik ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan baru dan instrumen untuk diversifikasi risiko.
Bagi Mega Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global dan pusat keuangan syariah dunia.
“Namun, potensi ini hanya bisa terwujud jika ada sumber daya manusia unggul yang memahami secara komprehensif dan mampu mengimplementasikan ekonomi syariah secara inovatif. Di sinilah peran strategis kader HMI,” tegas Mega.
Sebagai penutup, Mega mengajak para kader LK3 HMI Badko Sulselbar untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah, mengasah pemikiran kritis, serta bersikap proaktif dalam mengadvokasikan dan menerapkan model-model ekonomi berbasis syariah.
Dengan langkah ini, HMI diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjadikan Indonesia sebagai barometer utama perkembangan ekonomi syariah global yang inklusif dan berkelanjutan.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok