Uang Palsu dari UIN Alauddin Sulit Dibedakan dengan yang Asli, Kapolda: Hampir Sempurna
2 min read
Kolase foto. Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono (kiri) dan ilustrasi uang palsu. (Foto: Majesty/Suedi)
Majesty.co.id, Makassar – Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan bahwa uang palsu yang dicetak dari UIN Alauddin telah beredar luas di masyarakat hingga sulit dibedakan dengan uang asli.
“Kualitas” uang palsu yang dicetak dari UIN Alauddin disampaikan Yudhiawan dalam konferensi pers akhir tahun 2024 yang digelar di Aula Mappaoddang Mapolda Sulsel, Kota Makassar, Senin (30/12/2024).
“Uang yang beredar ini sulit dibedakan dari yang asli. Kalau ditemukan di lapangan, ya sudah, tidak bisa ditukar karena itu uang palsu,” kata Yudhiawan.
Menurut Yudhiawan, uang palsu yang diproduksi tersangka Andi Ibrahim di perpustakaan kampus 2 UIN Alauddin Makassar memiliki kualitas yang hampir menyerupai uang asli.
Bahkan, menurut Yudhiawan, saat diperiksa dengan sinar ultraviolet, uang palsu “made in” UIN Alauddin tersebut menunjukkan adanya tanda air yang menyerupai uang asli.
“Memang hampir sempurna. Kalau bagi masyarakat awam, ini terlihat seperti uang asli. Padahal sebenarnya itu uang palsu,” kata mantan Kapolrestabes Makassar tersebut.
Modus Percetakan Uang Palsu
Dalam perkembangan kasus ini, kepolisian juga telah menetapkan Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) sebagai otak sindikat uang palsu UIN Alauddin.
“Otak pelakunya adalah ASS. Dia berperan sebagai pemberi modal, pembeli mesin, sekaligus pengatur produksi,” jelas Yudhiawan.
- BACA JUGA: Rektor UIN Alauddin Pantas Dikritik karena Uang Palsu: Pengawasan Lemah, Bisanya Salahkan Bawahan
Sebelumnya, pihak kepolisian juga menetapkan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin nonaktif, Andi Ibrahim dan sejumlah tersangka lain dalam kasus ini.
Yudhiawan menyebut, mesin cetak uang palsu berhasil dibawa masuk ke perpustakaan kampus 2 UIN Alauddin tanpa menimbulkan kecurigaan.
“Karena jabatannya sebagai kepala perpustakaan, alasannya untuk keperluan fotokopi atau mencetak buku. Hal ini membuat pihak kampus tidak curiga,” tandas Yudhiawan.
Hingga saat ini, pihak kepolisian terus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap jaringan sindikat uang palsu tersebut.
Penulis: Suedi
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok