02/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

Deepsek, Aplikasi Kecerdasan Buatan dari China Hebohkan Amerika-Eropa

4 min read
DeepSeek didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng, seorang pengusaha asal Hangzhou, China.
Tampilan mobile aplikasi kecerdasan buatan DeepSeek di Google Play Store. (Foto: Play Store)

Majesty.co.id – Aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek, yang dikembangkan di China, kini menjadi chatbot AI gratis paling populer di App Store di Amerika Serikat, Inggris dan China.

Popularitasnya yang meroket berhasil menyalip ChatGPT, sekaligus memicu gejolak di pasar saham perusahaan teknologi global.

Lonjakan penggunaan DeepSeek berdampak signifikan pada saham perusahaan teknologi terkait AI di AS.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

Melansir laporan BBC, Saham Nvidia, Microsoft, dan Meta mengalami penurunan pada Senin (27/12025) pagi, yang kemudian berimbas pada pasar saham di Eropa.

Keberhasilan DeepSeek juga menantang asumsi bahwa Amerika Serikat masih memimpin industri AI global.

Muncul pertanyaan mengenai strategi investasi perusahaan-perusahaan AS dalam teknologi AI, terutama setelah kemunculan pesaing kuat dari China ini.

Siapa di Balik DeepSeek?


DeepSeek didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng, seorang pengusaha asal Hangzhou, China.

Berusia 40 tahun, Liang memiliki latar belakang di bidang teknik informasi dan elektronik. Ia juga mendirikan dana lindung nilai (hedge fund) untuk membiayai pengembangan DeepSeek.

Menariknya, sebelum AS melarang ekspor chip Nvidia A100 ke China, Liang sudah lebih dulu menimbun sekitar 50.000 unit chip ini.

Ia kemudian mengombinasikan chip Nvidia dengan chip kelas bawah yang masih bisa diimpor untuk mendukung pengembangan AI-nya.

Baru-baru ini, Liang juga terlihat dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Qiang, yang semakin menguatkan posisinya sebagai tokoh penting dalam industri AI China.

Dalam wawancara dengan The China Academy pada Juli 2024, Liang mengungkapkan bahwa ia terkejut dengan reaksi pasar terhadap harga model AI buatannya.

“Kami tidak menyangka harga akan menjadi masalah yang sensitif,” kata Liang dikutip dari BBC, Rabu (29/1/2025).

“Kami hanya mengikuti ritme kami sendiri, menghitung biaya, dan menetapkan harga sesuai dengan itu.”

Teknologi DeepSeek: Lebih Murah, Lebih Efisien


DeepSeek didukung oleh model DeepSeek-V3, sebuah model sumber terbuka yang dikembangkan dengan biaya di bawah $6 juta—angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan miliaran dolar yang dihabiskan oleh pesaingnya seperti OpenAI.

Keunggulan utama DeepSeek adalah efisiensi daya komputasi. Para pengembang AI di China, yang menghadapi pembatasan impor chip canggih dari AS, mulai berinovasi dengan pendekatan baru.

Hasilnya, mereka berhasil menciptakan model AI yang lebih ringan dan murah, sekaligus tetap kompetitif di pasar global.

“Momen Sputnik AI” yang Mengubah Peta Persaingan


Sejak meluncurkan DeepSeek-R1 pada awal bulan ini, perusahaan mengklaim model mereka memiliki kinerja setara dengan salah satu model terbaru OpenAI dalam menyelesaikan soal matematika, pengodean, dan penalaran bahasa alami.

Penasihat investasi Silicon Valley dan mantan penasihat Donald Trump, Marc Andreessen, menyebut fenomena ini sebagai “momen Sputnik AI”—mengacu pada kejutan dunia saat Uni Soviet meluncurkan satelit pertama pada 1957, mengalahkan AS dalam perlombaan luar angkasa.

Dampaknya terasa di pasar keuangan. Saham ASML, produsen peralatan chip asal Belanda, turun lebih dari 10 persem, sementara Siemens Energy, yang terlibat dalam pembuatan perangkat keras AI, anjlok hingga 21 persen.

“Model AI berbiaya rendah dari China seperti ini belum pernah muncul sebelumnya, jadi pasar terkejut,” ujar Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index.

“Kekhawatiran utamanya adalah dampak terhadap keuntungan perusahaan yang telah berinvestasi besar dalam infrastruktur AI mahal.”

Tantangan untuk Dominasi AI Amerika


Menurut Vey-Sern Ling, penasihat ekuitas teknologi di Singapura, keberhasilan DeepSeek dapat menggagalkan investasi dalam rantai pasokan AI global. Namun, analis dari Citi menilai bahwa meskipun DeepSeek mampu menantang dominasi perusahaan AI Amerika, keterbatasan akses China terhadap chip canggih dapat menghambat perkembangan lebih lanjut.

“Kami memperkirakan bahwa dalam kondisi persaingan ketat, keunggulan akses AS ke chip berkualitas tinggi akan menjadi faktor pembeda,” tulis analis Citi dalam laporan terbaru mereka.

Sementara itu, pekan lalu sebuah konsorsium perusahaan teknologi AS mengumumkan The Stargate Project, yang berencana menginvestasikan $500 miliar dalam infrastruktur AI di Texas—langkah strategis untuk memperkuat posisi industri AI Amerika.

DeepSeek kini menjadi pesaing serius bagi OpenAI dan raksasa AI lainnya, menunjukkan bahwa China bisa mengembangkan model AI berkinerja tinggi dengan biaya lebih rendah.

Popularitasnya tidak hanya mengguncang pasar saham tetapi juga memicu perdebatan tentang arah investasi AI global ke depan.

Apakah DeepSeek akan terus berkembang dan menantang dominasi Amerika di dunia AI? Atau apakah keterbatasan akses terhadap chip canggih akan menjadi penghambat utama? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.