07/12/2025

Majesty.co.id

News and Value

Panen Cuma 18 Karung Per Hektare, Petani di Jalajja Luwu Timur Butuh Irigasi

2 min read
Kondisi air yang tersedia di Jalajja Luwu Timur saat ini menghambat hasil panen karena mengandung zat besi tinggi.
Kondisi lahan sawah tadah hujan di Dusun Saulu, Desa Jalajja, Burau, Luwu Timur yang mengandalkan air hujan yang mengandung zat besi tinggi. (Foto: Majesty.co.id/Huzein)

Majesty.co.id, Luwu Timur – Petani di Dusun Saulu, Desa Jalajja, Burau, Luwu Timur berharap pemerintah segera membangun bendung dan saluran irigasi untuk meningkatkan produktivitas sawah mereka yang selama ini hanya bergantung pada mata air.

Jika irigasi terbangun, sekitar 30 hektar lahan pertanian di Saulu Desa Jallajja diperkirakan dapat terairi dengan baik.

Advertisement

Iklan Dinas PTSP Makassar

Jumsan, salah satu petani setempat, mengatakan kondisi air yang tersedia saat ini menghambat hasil panen karena mengandung zat besi tinggi.

“Setengah mati ki mau dapat banyak hasil panen karena airnya tidak bagus,” ujar Jumsan saat ditemui, Selasa (25/11/2025).

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

“Warnanya merah, tinggi zat besinya. Kalau ada bendungan dan saluran irigasi sampai di sini kemungkinan bagus hasilnya. Dulu pernah ditinjau sama kepala dinas kalau tidak salah, tapi sampai sekarang belum ada kabarnya,” ungkap Jumsan.


Air sawah tadah hujan di Desa Jalajja yang mengandung zat besi tinggi. (Foto: Majesty.co.id/Huzein)

Saat ini, hasil panen petani di Jalajja hanya mencapai 18–30 karung per hektar, jauh lebih rendah dibanding wilayah yang memiliki irigasi baik dan mampu menghasilkan 50 karung atau lebih.

Efek Zat Besi Tinggi terhadap Sawah


Menanggapi permintaan petani, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Burau, Hadijah, membenarkan bahwa wilayah Jalajja termasuk sawah tadah hujan dan airnya mengandung zat besi tinggi, sehingga kurang cocok untuk tanaman padi.

“Airnya merah dan kadar besinya tinggi. Jika terlalu tinggi bisa menyebabkan keracunan besi pada tanaman padi,” jelas Hadijah di kantor BPP di Desa Bone Pute, Selasa (25/11/2025).

Menurutnya, keracunan besi dapat menyebabkan daun bercak cokelat, menguning, pertumbuhan terhambat, tanaman rentan penyakit, serta menurunnya penyerapan nutrisi penting.

Data BPP Burau juga menunjukkan produktivitas di Dusun Saulu tergolong rendah.

Koordinator BPP Kecamatan Burau, Hadijah (kiri) saat ditemui di ruang kerjanya. (Foto: Majesty.co.id/Huzein)

Hadijah menilai pembangunan irigasi dapat menjadi solusi karena aliran air yang lebih baik bisa mengurangi kadar zat besi.

“Kami mendukung jika usulan pembangunan bendung diajukan. Namun perlu peninjauan lebih dulu oleh pihak terkait untuk melihat dampaknya,” ujarnya.


Penulis: Huzein

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.