Panen Cuma 18 Karung Per Hektare, Petani di Jalajja Luwu Timur Butuh Irigasi
2 min read
Kondisi lahan sawah tadah hujan di Dusun Saulu, Desa Jalajja, Burau, Luwu Timur yang mengandalkan air hujan yang mengandung zat besi tinggi. (Foto: Majesty.co.id/Huzein)
Majesty.co.id, Luwu Timur – Petani di Dusun Saulu, Desa Jalajja, Burau, Luwu Timur berharap pemerintah segera membangun bendung dan saluran irigasi untuk meningkatkan produktivitas sawah mereka yang selama ini hanya bergantung pada mata air.
Jika irigasi terbangun, sekitar 30 hektar lahan pertanian di Saulu Desa Jallajja diperkirakan dapat terairi dengan baik.
Jumsan, salah satu petani setempat, mengatakan kondisi air yang tersedia saat ini menghambat hasil panen karena mengandung zat besi tinggi.
“Setengah mati ki mau dapat banyak hasil panen karena airnya tidak bagus,” ujar Jumsan saat ditemui, Selasa (25/11/2025).
“Warnanya merah, tinggi zat besinya. Kalau ada bendungan dan saluran irigasi sampai di sini kemungkinan bagus hasilnya. Dulu pernah ditinjau sama kepala dinas kalau tidak salah, tapi sampai sekarang belum ada kabarnya,” ungkap Jumsan.

Saat ini, hasil panen petani di Jalajja hanya mencapai 18–30 karung per hektar, jauh lebih rendah dibanding wilayah yang memiliki irigasi baik dan mampu menghasilkan 50 karung atau lebih.
Efek Zat Besi Tinggi terhadap Sawah
Menanggapi permintaan petani, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Burau, Hadijah, membenarkan bahwa wilayah Jalajja termasuk sawah tadah hujan dan airnya mengandung zat besi tinggi, sehingga kurang cocok untuk tanaman padi.
“Airnya merah dan kadar besinya tinggi. Jika terlalu tinggi bisa menyebabkan keracunan besi pada tanaman padi,” jelas Hadijah di kantor BPP di Desa Bone Pute, Selasa (25/11/2025).
Menurutnya, keracunan besi dapat menyebabkan daun bercak cokelat, menguning, pertumbuhan terhambat, tanaman rentan penyakit, serta menurunnya penyerapan nutrisi penting.
Data BPP Burau juga menunjukkan produktivitas di Dusun Saulu tergolong rendah.

Hadijah menilai pembangunan irigasi dapat menjadi solusi karena aliran air yang lebih baik bisa mengurangi kadar zat besi.
“Kami mendukung jika usulan pembangunan bendung diajukan. Namun perlu peninjauan lebih dulu oleh pihak terkait untuk melihat dampaknya,” ujarnya.
Penulis: Huzein
