Alumni Kritik Kondisi Unhas Hari Ini: Seperti Tempat Kursus
3 min read
Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) di Tamalanrea, Kota Makassar. (Foto: Majesty.co.id/Arya)
Majesty.co.id, Makassar – Mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Ni’matullah Erbe menilai kampus Unhas saat ini seperti tempat kursus yang jauh dari tradisi intelektual.
Pandangan ini disampaikan Ni’matullah dalam dialog Alumni Unhas Lintas Generasi yang digelar di Kopi Aspirasi, Jalan Andi Pangerang Pettarani, Kota Makassar, Sabtu (26/10/2025).
Ni’matullah menilai atmosfer akademik di Kampus Unhas kini semakin pudar dan bergeser menjadi sekadar rutinitas administratif.
“Unhas hari ini sudah seperti tempat kursus saja saya lihat,” kata Ni’matullah dikutip dari keterangan tertulis.
Dalam dialog bertajuk “Unhas Kita – Dulu, Kini, dan Akan Datang”, Ni’matullah berpendapat bahwa aktivitas di kampus almamater merah cenderung jadi tempat memburu ijazah saja.
“Tidak kelihatan nuansa dan tradisi akademik bergagasan di dalamnya, yang ada hanya orang yang mau mengejar ijazah,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel dua periode ini.

Ni’matullah menyebut, dengan jumlah mahasiswa mencapai sekitar 39 ribu orang, organisasi kampus kini terlalu besar dan kehilangan kelincahan intelektual untuk melahirkan ide-ide besar.
“Organisasi kampus kita sudah terlalu gemuk, makanya tidak bisa berbuat banyak selain rutinitas saja. Kita sulit berharap ada gagasan besar lahir dari konteks seperti saat ini,” ujarnya.
Ni’matullah juga menegaskan bahwa Unhas memiliki tanggung jawab besar terhadap kemajuan maupun kemunduran Provinsi Sulawesi Selatan hari ini.
Itu tidak lepas dari mayoritas kepala daerah di Sulsel dan pimpinan parlemen adalah alumni Unhas.
“Menurut saya, Unhas-lah yang paling bertanggung jawab untuk Sulsel. Gubernur kita alumni, Ketua DPRD Sulsel juga alumni. bupati dan wali kota, anggota DPRD banyak alumni Unhas. Tapi mengapa kita tidak bisa memberi dampak yang lebih bagus?” ucapnya.
Rektor hingga Dekan cukup satu periode
Di tempat yang sama, Wakil Dekan III FISIP Unhas Rahmat Muhammad menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan akademik yang sehat dan terencana.
“Dalam dunia akademik, regenerasi kepemimpinan harus dilakukan secara rutin. Tugas tambahan seperti ketua atau sekretaris departemen, dekan, wakil dekan, rektor, atau wakil rektor sebaiknya tidak diduduki terlalu lama,” ujarnya.
Menurutnya, jabatan strategis tersebut cukup satu periode agar lebih banyak dosen dapat memperoleh pengalaman dalam manajemen organisasi kampus.
“Dari 2.500-an dosen di Unhas, semuanya seharusnya punya kesempatan yang sama untuk mengenyam pengalaman memimpin. Potensi besar ini jangan disimpan di kampus saja,” tegas Rahmat.
Ia juga menambahkan, Unhas yang begitu besar semestinya berani mendorong potensi terbaiknya ke level nasional.
“Kalau memang berpotensi, kita harus dorong keluar kampus dan menjadi tokoh nasional, termasuk rektor,” ujarnya menutup pandangannya.
