01/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

DPRD Sulsel Dorong Dinkes-RSUD Maksimalkan Pelayanan dan Pencegahan Stunting

3 min read
Komisi E DPRD Sulsel menilai kemitraan dengan Dinkes sudah sangat baik
Rapat kerja komisi E DPRD Sulsel dengan dinas kesehatan dan pihak rumah sakit milik Pemprov Sulsel di Makassar, Senin (23/12/2024). (Foto: Istimewa)

Majesty.co.id, Makassar – Komisi E DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) dan rumah sakit pemerintah provinsi meningkatkan layanan kesehatan.

Hal ini dibahas dalam rapat kerja evaluasi triwulan III 2024 yang digelar di Gedung DPRD Sulsel, Kota Makassar, Senin (23/12/2024).

Rapat ini dipimpin Sekretaris Komisi E Fadli Ananda. Hadir Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel Ishaq Iskandar bersama sejumlah direktur utama RSUD, RSKD dan Kepala UPT.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id


Fadli mengatakan, rapat kerja ini adalah upaya untuk membangun sinergi antara Komisi E dengan Dinkes Sulsel dan jajarannya.

“Sejauh ini, komunikasi kita dengan teman-teman Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, Kepala UPT rumah sakit provinsi sudah berjalan bagus,” katanya.

Di sisi lain, DPRD Sulsel terus mendorong peningkatan pelayanan rumah sakit pemerintah provinsi, sehingga pendapatan juga ikut naik khususnya yang berstatud badan layanan umum daerah (BLUD).

“Bagaimana rumah sakit yang sudah BLUD ini, pendapatannya bisa lebih bagus ke depannya. Supaya bisa menambah PAD [pendapatan asli daerah] Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Fadli.

Menurut Fadli, evaluasi pelayanan rumah sakit provinsi secara keseluruhan sudah mendapatkan akreditasi paripurna dari Kementerian Kesehatan. Artinya mereka sudah menerapkan standar yang baik untuk rumah sakit.

“Cuma memang ada beberapa strategi penambahan untuk bisa meningkatkan kunjungan dan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada pasien-pasien sehingga tidak ada keluhan dari masyarakat,” ujarnya.

Masifkan Pencegahan Stunting


Selain pelayanan rumah sakit, Komisi E juga menyoroti persoalan stunting dalam rapat ini.

Fadli bilang, kasus ini bukan hanya tanggungjawab dinas kesehatan, tapi juga pemberdayaan perempuan dan pendidikan.

“Jadi masyarakat harus lebih waspada, terutama kepada kesehatan ibu selama di kandungan, 1.000 hari pertama dalam kehidupannya. Termasuk dalam kandungan 9 bulan dan 2 tahun setelahnya, itu adalah masa emasnya,” ungkapnya.

“Sehingga kalau umpama 1.000 hari pertamanya tercapai dengan baik, Insya Allah masalah stunting itu harusnya sudah tidak ada di Sulawesi Selatan,” sambungnya.



Politisi PDI Perjuangan ini tak menampik, edukasi kesehatan pencegahan stanting di masyarakat memang masih kurang.

“Makanya tadi kita bahas bahwa promosi preventif dan edukasi tentang kesehatan ini harus beradaptasi dengan kondisi sekarang ini. Termasuk dengan media sosial, media cetak dan media-media yang lainnya. Kita bisa gunakan untuk memberikan penyampaian kepada masyarakat,” tutupnya.

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.