01/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

Di China, Robot Ikut Lari Maraton Lawan Manusia, Siapa Pemenangnya?

3 min read
Dalam ajang unik ini, sebanyak 21 robot berlari bersama manusia di ajang Yizhuang Half Marathon.
Lomba lari maraton yang diikuti robot digelar di Beijing, China. (Foto: Digital Trends)

Majesty.co.id – China mencetak sejarah baru dalam dunia teknologi dan olahraga dengan menggelar perlombaan lari setengah maraton pertama di dunia yang melibatkan robot humanoid.

Dalam ajang unik ini, sebanyak 21 robot berlari bersama manusia di ajang Yizhuang Half Marathon, memperlihatkan lompatan besar dalam pengembangan kecerdasan buatan dan kemampuan mobilitas robot.

Melansir Digital Trends, Minggu (20/4/2025), Robot-robot ini bukan sekadar dipamerkan diam, tetapi benar-benar diuji di lintasan maraton, menavigasi berbagai rintangan seperti lereng curam, lubang jalan, genangan air, hingga permukaan aspal yang licin.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

Meski beberapa robot tersandung dan membutuhkan bantuan manusia, tak sedikit yang berhasil berdiri sendiri dan terus melaju.

Salah satu sorotan utama dalam lomba ini adalah Tiangong Ultra, robot humanoid yang berhasil mencapai garis finis tercepat di antara peserta robot lainnya.

Robot ini dikembangkan oleh Beijing Humanoid Robot Innovation Center, sebuah perusahaan yang didukung negara dengan raksasa teknologi Xiaomi sebagai pemangku kepentingan utama.

“Saya tidak ingin menyombongkan diri, tetapi saya rasa tidak ada perusahaan robotika lain di Barat yang mampu menyamai prestasi olahraga Tiangong,” ujar Tang Jian, kepala perusahaan, seperti dikutip Reuters, Sabtu (18/4/2025).

Tim teknisi melakukan berbagai modifikasi untuk mendukung performa Tiangong Ultra, termasuk meringankan bobot tanpa mengorbankan kekuatan, menyempurnakan desain kaki, serta meningkatkan sistem pendinginan untuk menjaga stabilitas selama lomba.

Bukan untuk Mengalahkan Manusia


Dalam perlombaan ini, manusia tetap unggul jauh. Juara manusia menyelesaikan setengah maraton dalam waktu sekitar satu jam, sedangkan Tiangong Ultra butuh waktu 2 jam 40 menit—dengan kecepatan rata-rata 4,89 mil per jam.

Sebagai perbandingan, kecepatan lari Usain Bolt saat memecahkan rekor dunia mencapai 27,33 mil per jam.

Namun, lomba ini bukan soal siapa yang lebih cepat. Tujuan utamanya adalah untuk memamerkan bagaimana robot bisa berfungsi di lingkungan nyata bersama manusia.

“Ini bukan tentang mengalahkan pelari manusia, tapi membuktikan kemampuan robot humanoid dalam kondisi dunia nyata,” jelas Guo Yijie, teknisi Tiangong Ultra, kepada Xinhua.

Menurut penyelenggara, ajang ini adalah langkah awal menuju masa depan di mana robot humanoid bukan hanya beroperasi di pabrik, tetapi juga hadir di rumah tangga sebagai asisten pribadi.

Uji coba di ajang olahraga menunjukkan bahwa teknologi tersebut telah mencapai level kedewasaan baru.

Dengan dukungan kuat dari pemerintah dan industri teknologi lokal, China kini berada di garis depan dalam perlombaan global untuk mengembangkan robot humanoid canggih yang bisa hidup berdampingan dan bekerja bersama manusia.

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.