Punya Pabrik Canggih, Sidrap Bisa hasilkan 700 ribu ton Beras Setiap Tahun
2 min read
Petani Sidrap saat panen padi beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Makassar – Pabrik penggiling gabah di Kabupaten Sidrap, Sulsel, diperkirakan bisa menghasilkan 700 ribu ton beras di tahun 2025. Hal ini berdasarkan klaim Bupati Syaharuddin Alrif alias Syahar.
Syahar mengatakan, daerahnya bisa menghasilkan 700 ribu ton beras karena banyak pengusaha setempat yang membeli gabah dari daerah-daerah lain untuk digiling di Sidrap.
Syahar menjelaskan hal ini merespons data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari sampai November 2025.
BPS mencatat, produksi panen beras di Sidrap menempati urutan keempat di Sulsel tahun 2025. Jumlahnya 318.504 ton.
“Orang Sidrap beli gabah di luar Sidrap untuk dipabrik [digiling, red] sendiri di Sidrap. Itu jauh banyak jumlahnya, mungkin sekitar 700 ribu ton,” ujar Syahar dalam rekaman pesan suara, Sabtu (1/11/2025).
Soal data 318 ribu ton produksi beras di Sidrap, Syahar menyebut jumlah itu berasal dari 600 ribu lebih ton padi atau gabah hasil panen petani setempat. Itu dihasilkan dari luas sawah 52 ribu hektare.
Jika dibanding Kabupaten Bone, produksi padinya mencapai 524.910 ton atau tertinggi di Sulsel dengan luas sawah 130 ribu hektare.
Kemudian, produksi beras tertinggi kedua di Sulsel tahun ini berasal dari Wajo mencapai 423.853 ton dan Pinrang 329.865 ton.
Syahar menyebut, banyaknya jumlah beras pada tiga daerah itu karena memiliki sawah yang lebih luas dibanding di Sidrap.
“Nah, makanya urutannya keempat di Sulsel dan ke-23 se-Indonesia,” kata Syahar.
“Tapi yang dihitung statistik adalah hasil panen sendiri, makanya Sidrap urutan keempat, Bone urutan pertama karena jumlah sawahnya 130 ribu hektare,” jelas Syahar.
Politisi Nasdem itu optimis jumlah produksi beras di Sidrap akan meningkat di tahun 2026. Apalagi jika sistem tanam 3 kali setahun atau IP 300 mulai diterapkan.
“Kecuali nanti kalau IP 300 jalan tahun 2026, nah pasti bisa dilampaui yang beberapa kabupaten itu,” tegas Syahar.
Di sisi lain, kata Syahar, pabrik gabah di Sidrap cukup canggih dan modern. Jumlahnya mencapai 280 pabrik.
Syahar menyebut gabah yang dibeli dari daerah lain dan diolah di pabrik Sidrap bisa mengolah 50 ton gabah per jam.
“Jadi kalau dia [pabrik] jalan sekitar 10 jam, nah maka bisa diolah sekitar 500 ton gabah, menjadi beras sekitar 280 ton beras per hari,” tandas Syahar.
