Santri Pesantren di Makassar Meninggal Dunia Dikeroyok Remaja, Berikut Kronologinya
2 min read
Ilustrasi korban penganiayaan. (Foto: Internet)
Majesty.co.id, Makassar – Seorang remaja berinisial RA (15) santri pondok pesantren Ahlul Qur’an Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi korban penganiayaan atau dikeroyok oleh sekelompok anak dibawa umur hingga meninggal dunia.
Peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jalan Ir. Sutami, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, pada Senin (30/9/2024) sekitar pukul 23.00 WITA malam.
Kapolsek Tamalanrea, Kompol Muhammad Yusuf, membenarkan adanya penangkapan terhadap 3 remaja diduga pelaku pengoroykan santri tersebut.
“Sudah diamankan tiga orang. Masih dibawa umur,” ujar Kompol Muhammad Yusuf kepada wartawan di Makassar, Selasa (1/10/2024).
Kronologi Kejadian
Pembina Pondok Pesantren Ahlul Qur’an Makassar, Asyraf, menjelaskan kronologi hingga santrinya meninggal dunia diduga dikeroyok tiga remaja di JPO Sutami.
Asyraf menuturkan, awalnya korban RA meminta izin keluar pesantren bersama dua rekannya untuk makan malam. Setelahnya, ketiga santri mampir di JPO.
“Korban dan dua orang temannya minta izin keluar pondok malam-malam jam 11 cari makan alasannya, lalu dia nongkrong di jembatan penyeberangan itu di atas, di dekat SMA 6,” ujar Asyraf, kepada wartawan.
Asyraf menyebut, tiga dari 6 remaja kemudian mendatangi korban dan dua rekannya lalu melakukan pengeroyokan.
Asyraf menjelaskan, para pelaku sempat bertanya asal sekolah korban sebelum melakukan pemukulan.
“Terus ada beberapa orang yang nongkrong juga di situ, enam orang juga. Yang tiga yang paling ujung ini tiba-tiba dia datang ke santri ku yang pelaku itu, kemudian langsung memukul,” sebutnya.
Pelaku Sempat Minta Tolong
Setelah melakukan pemukulan, Asyraf mengatakan para pelaku meminta tolong kepada dua rekan korban untuk mengangkat dan membawanya kembali ke pondok pesantren.
“Dia dibawa ke asrama, yang bawa temannya. Ini pelaku sempat minta tolong ke ini temannya [korban] untuk dibawa, ada yang tolong temannya, dia pelaku pergi,” kata Asyraf.
Saat tiba di pondok pesantren, Asyraf sempat memeriksa nadi korban dan membawanya ke rumah sakit.
Asyraf melanjutkan, korban mengalami luka lebam dan memar di bagian kepala. “Lukanya di kepala mungkin karena jatuh ada memar,” tandas Asyraf.
Penulis: Ikhsan Bayu Aji
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok