Bawaslu Makassar minta KPU Terbuka Soal Kronologi Perubahan Data Pemilih
2 min read
Anggota Bawaslu Makassar, Risal Suaib memberi penjelasan usai rapat pleno penetapan DPT Pilkada 2024 di Makassar, Jumat (20/9/2024). (Foto: Majesty/Arya)
Majesty.co.id, Makassar – Bawaslu Kota Makassar, Sulsel, meminta KPU untuk mempublikasi kronologi perubahan data daftar pemilih sementara (DPS) yang berkurang dari 1.040.305 pemilih menjadi 1.037.163 saat ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada 2024.
Anggota Bawaslu Makassar Risal Suaib mengatakan, jumlah DPT Makassar sebanyak 1.037.163 pemilih tidak menjelaskan pergerakan data soal mengapa ada pemilih tidak memenuhi syarat maupun lainnya.
“Titik tekan Bawaslu adalah kronologi perubahan DPS itu. Karena data-data itu tidak menjelaskan, misalnya, data pergerakan antara kecamatan dan data pemilih keluar-masuk Makassar. Padahal itu penting,” kata Risal usai rapat pleno DPT di Maxone Makassar, Jumat (20/9/2024).
Bawaslu kata Risal, belum menerima dokumen kronologi perubahan pemilih Pilkada 2024 sejak rapat pleno KPU tentang rekapitulasi DPS.
Bawaslu Makassar hanya mendengar pemaparan PPK 15 kecamatan tentang proses perubahan DPS menjadi DPS hasil perubahan hingga jadi DPT.
Untuk itu, Risal meminta KPU Makassar menyampaikan kepada publik mengenai pergerakan data pemilih.
“Kalau bisa kronologi perubahan data itu bisa dipublikasi. Supaya, pertama, ketika kita bicara tentang demokrasi yang bersih, itu kan harusnya bisa dimulai dari data pemilih yang bersih,” jelas Risal.
Alasan kedua, kata Risal, ini jadi momentum KPU Makassar untuk membawa kebaruan mengenai data pemilih.
“Tidak perlu data pakai NIK [Nomor Induk Kependudukan], yang penting ada data pemilih keluar-masuk tiap-tiap kecamatan,” imbuh Risal.
“Termasuk misalnya kenapa terjadi penambahan dari sekian. Ini kan naik sekitar 3 ribuan setelah tabrak data dari, coklit DPS, kemudian DPSHP dan lainnya,” jelas Risal.
Sebelumnya, Ketua KPU Makassar Andi Muhammad Yasir Arafat menjelaskan bahwa DPT tetap terbuka untuk bertambah atau berkurang hingga menjelang hari pencoblosan.
Sebabnya bisa karena beberapa hal. Termasuk adanya warga pindah memilih seperti saat Pemilu Legislatif dan Pilpres 2024.
“Yang namanya pergerakan data, setiap menit, jam. Kita tetapkan hari ini bisa jadi nanti setelah rapat DPT tingkat provinsi berubah,” kata Yasir Arafat di Maxone usai rapat DPT.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok