02/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

Torut dan Konsorsium Yaku-Payopayo Siap kembangkan 500 ribu Bibit Kopi Adaptif

2 min read
Kopi yang tahan terhadap perubahan iklim
Penandatanganan MoU pengembangan Kopi Adaptif oleh Pemkab Torut dengan Konsorsium Yaku-Payopayo di kantor Bupati Torut, Selasa (5/6/2024). (Foto: Diskominfo Torut)

Majesty.co.id, Toraja Utara – Pemerintah Kabupaten Toraja Utara (Pemkab Torut) melakukan penandatanganan Kerja Sama (Mou) Pengembangan Kopi Adaptif dengan Konsorsium YAKU-PAYOPAYO di ruang pola Kantor Bupati Toraja Utara, Marante, Selasa (5/6/2024).

MoU ini digelar pada acara Kick Off Meeting tentang Penguatan Ketahanan Kelompok Perhutanan Sosial terhadap Perubahan Iklim melalui Pengembangan Kopi Adaptif. Hadir mewakili Pemkab Torut yaitu Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Amos Sarungallo.

Amos Sarungallo dalam kesempatannya mewakili Bupati Torut menyambut baik atas dipilihnya daerah ini sebagai pelaksana program pengembangan kopi adaptif.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

“Penandatanganan kerja sama program dengan konsorsium ini menjadi salah satu wujud dukungan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara memajukan kopi sebagai komoditas perkebunan unggulan yang diharapkan dapat meningkatkan antusiasme dan kesejahteraan petani kopi,” kata Amos.

Amos menyebut saat ini ada 5 lembang atau kelurahan di Toraja Utara yang dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program Pengembangan Kopi Adaptif.

Kelimanya adalah Lembang Nanna Nanggala, Lembang Karre Penanian, Lembang Basokan, Lembang Sa’pan Kua-Kua dan Kelurahan Bokin.

“Output yang akan diperoleh dari program ini yaitu 500 ribu bibit Kopi Adaptif yang tahan terhadap perubahan iklim; Fasilitas laboratorium dan pembibitan untuk pengembangan kopi adaptif; produk kopi reguler yang kompetitif dan terjangkau untuk semua orang, dan platform sistem informasi Desa” jelasnya.

Selain dikenal sebagai produsen kopi berkualitas terbaik, Amos menyebut Torut menjadi satu-satunya daerah di Pulau Sulawesi yang mengembangkan program ini.

“Di samping itu juga diketahui bahwa produksi kopi dari Toraja Utara mengalami penurunan signifikan yang pada tahun 2021 mencapai 7.211 ton atau turun 28 persen di tahun 2023 menjadi 5.168 ton,” kata Amos.

“Olehnya, melalui program ini produksi kopi dari Toraja Utara dapat mengalami peningkatan dan turut berimplikasi pada kesejahteraan petani kopi” pungkasnya.

Sebagai informasi, Konsorsium YAKU-PAYOPAYO merupakan organisasi non-pemerintah dengan beranggotakan Yayasan Aku Rimba Indonesia dan Sekolah Rakyat Petani (SRP) Payo-Payo yang ditunjuk menjadi pelaksana program Pengembangan Kopi Adaptif di Toraja Utara.

Sementara untuk pendanaan program bersumber dari Dana Kerja Sama Republik Korea (ROK) (BKCF) Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filipina East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).


Penulis: Febri

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.