Ashabul Kahfi: Penentuan 1 Syawal Tunjukkan Kekayaan Tradisi
2 min read
Ketua Komisi VII DPR RI, Ashabul Kahfi. (Foto: Humas Kemenag)
Majesty.co.id, Jakarta – Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi menyebut berbedaan metode dalam menentukan 1 Syawal maupun penentuan awal Ramadan, menunjukkan keragaman tradisi masyarakat Islam Indonesia.
Itu disampaikan Ashabul Kahfi sebagai apresiasi kepada berbagai pihak yang telah menjunjung tinggi toleransi dalam menentukan hari besar agama Islam. Terutama Kementerian Agama yang secara konsisten menyelenggarakan Sidang Isbat.
“Kementerian Agama telah menunjukkan perannya sebagai lokomotif toleransi, memastikan bahwa perbedaan ini tidak menjadi sumber perpecahan. Upaya ini patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi kita semua,” ungkap Ashabul Kahfi usai sidang Isbat di Jakarta, Selasa (9/4/2024).
Politisi asal Sulsel ini menyebut, Indonesia mengenal berbagai metode dalam menentukan hari raya agama Islam. Beberapa di antaranya seperti metode hisab, rukyat, ataupun imkanurrukyat.
“Masing-masing metode memiliki landasan yang kuat dan dipilih berdasarkan berbagai macam interpretasi yang beragam,” kata Kahfi.
“Hal ini menunjukkan kekayaan tradisi, sekaligus tantangan dalam mengelolanya,” jelas Ashabul Kahfi.
Ashabul Kahfi pun turut bersyukur karena tahun 2024 ini Idul Fitri dapat dilaksanakan secara bersama-sama di seluruh Indonesia.
“Momen ini akan semakin mengokohkan kebersamaan kita dalam membangun kehidupan yang harmonis baik dalam beragama, berbangsa, dan bernegara,” tutup Ashabul Kahfi.
Dari hasil Sidang Isbat Kemenag, pemerintah memutuskan 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada hari Rabu (10/4/2024). Artinya, mulai besok ummat muslim melaksanakan ibadah Salat Idulfitri.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok
