Update Banjir Aceh–Sumatra: 650 Warga belum Ditemukan, Pengungsi Tembus 2,1 Juta
2 min read
Proses evakuasi korban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sibolga. (Foto: Instagram/kansar_nias)
Majesty.co.id, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus bertambah.
Data realtime dashboard BNPB yang dilihat Majesty hingga Rabu (3/12/2025) pukul 12:00 WIB, total korban jiwa banjir-tanah longsor Aceh dan Sumatra mencapai 753 jiwa, sementara 650 warga masih dinyatakan hilang.
“Meninggal 753 jiwa, hilang 650 jiwa dan terluka 2,6 ribu jiwa,” tulis dashboard banjir Sumatra 2025 di situs BNPB.
Selain itu, dashboard BNPB juga mencatat jumlah pengungsi per Rabu siang berjumlah total 2,1 juta lebih.
Rinciannya, di Aceh sebanyak 1,5 juta pengungsi, Sumatra Utara 538,8 ribu dan Sumatra Barat 106 ribu pengungsi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, wilayah paling terdampak di Sumatera Utara meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, dan Tapanuli Utara.
BNPB saat ini mengoptimalkan distribusi bantuan logistik melalui tiga akses transportasi yaitu darat, udara, dan laut.
“Untuk Sumatera Utara, proses distribusi logistik tetap kita upayakan dari tiga moda transportasi. Ada jalur darat, jalur udara dan jalur laut,” kata Abdul Muhari dalam konferensi pers daring, Selasa (2/12/2025).
Melalui jalur darat, enam truk masing-masing bermuatan 15 ton logistik diberangkatkan menuju daerah terdampak. Sementara dari jalur laut, pengiriman 100 ton beras dari Jakarta dijadwalkan tiba di Pelabuhan Sibolga untuk selanjutnya didistribusikan ke kabupaten/kota.
“Bantuan akan loading di Sibolga untuk didistribusikan ke kabupaten/kota terdampak, baik itu via jalur darat maupun jalur udara,” kata Abdul Muhari.
Untuk menjangkau lokasi yang masih terisolasi, armada udara menjadi tumpuan utama. Saat ini, tujuh helikopter telah disiagakan di Silangit, Tapanuli Utara, dan akan diperkuat oleh tiga helikopter TNI serta empat helikopter BNPB.
“Untuk distribusi logistik melalui jalur udara ini tonase angkutan tidak sebesar tonase angkutan jalur darat dan jalur laut, tetapi ini sangat penting untuk mendistribusikan meskipun dengan tonase dari 800 (kg) hingga 1,5 ton untuk bisa mencapai daerah-daerah yang saat ini belum bisa ditempuh dengan jalur darat,” paparnya.
BNPB bersama TNI, Polri, dan Basarnas juga sedang menambah frekuensi penerbangan serta merencanakan penambahan armada, termasuk helikopter dan pesawat caravan.
“Ini kita targetkan rencana pengerahan hingga 30 unit baik itu heli dan caravan,” tambahnya.
