04/10/2025

Majesty.co.id

News and Value

Atlet Berprestasi Pindah ke Jatim, Pemprov Sulsel Harus Introspeksi

3 min read
Najib Latandang menilai, kepindahan Rahmat mencerminkan kurangnya perhatian Pemprov Sulsel terhadap kesejahteraan dan pembinaan atlet berprestasi.
Pengamat olahraga yang juga legenda PSM Makassar Najib Latandang mengomentari kepindahan atlet angkat besi Sulsel Rahmat Erwin Abdullah ke Provinsi Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

Majesty.co.id, Makassar — Atlet angkat besi Sulawesi Selatan (Sulsel), Rahmat Erwin Abdullah pindah membela Jawa Timur (Jatim). Keputusan Rahmat dianggap pukulan telak bagi dunia olahraga Sulsel.

Rahmat Erwin bukan atlet sembarangan. Dia adalah lifter yang meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.

Pada PON Aceh-Sumut 2024, Rahmat Erwin menyumbangkan medali emas untuk Sulsel. Sayangnya, bonus atas prestasi Rahmat tak sesuai yang dijanjikan.

Legenda PSM Makassar sekaligus pengamat olahraga, Najib Latandang, menilai kepindahan Rahmat mencerminkan kurangnya perhatian Pemprov Sulsel terhadap kesejahteraan dan pembinaan atlet berprestasi.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

“Pemprov Sulsel harus introspeksi terkait perhatian dan dukungannya pada atletnya. Ini pukulan telak dan tidak boleh lagi terulang pada atlet-atlet cabang olahraga lainnya,” kata Najib Latandang saat ditemui di Makassar, Sabtu (4/10/2025).

“Prestasi Rahmat ini bukan hanya mengharumkan nama Sulsel, tapi juga nama bangsa Indonesia di event olahraga paling bergengsi dunia,” imbuh Najib.

Najib menjelaskan, kasus hengkangnya atlet berprestasi bukan hal baru bagi Sulsel.

Ia mencontohkan Silvia Koeswandi, atlet anggar Sulsel era 1980-an yang juga meninggalkan daerah asalnya demi mengejar karir lebih baik di Jakarta.

“Pindahnya atlet seperti Rahmat bukan semata karena ambisi pribadi, tapi karena sistem pembinaan di daerah yang belum memberi jaminan kesejahteraan dan dukungan memadai,” ujarnya.

Ia menyarankan agar atlet-atlet berprestasi Sulsel bisa dikaryakan di instansi pemerintahan maupun sektor swasta agar mereka tetap sejahtera dan berdaya.

“Di era sebelumnya, para atlet ada yang direkrut jadi ASN, termasuk saya, ada juga yang di perbankan seperti Pak Ellong Tjandra,” pungkas Najib.

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Sulsel Suherman mengatakan, pihaknya sudah berupaya memagari atlet agar tak pindah. Salah satunya dengan memberikan bonus PON.

“Kita tetap hargai dalam bentuk bonus, buktinya seperti PON, meskipun menurutnya tidak cukup. Kita sudah memberikan perhatian sesuai kemampuan keuangan kita,” kata Suherman kepada Majesty, Jumat (3/10/2025).

Sementara itu, Sekretaris Pengprov Persatuan Angkat Besi Indonesia (PABSI) Sulsel, Attock Suharto, mengaku pihaknya merasa kehilangan atas kepergian Rahmat dan Ade Rifky, serta pelatih mereka yang juga ayah Rahmat, Erwin Abdullah.

“Kami bersyukur karena daerah lain lebih mampu menjanjikan masa depan bagi kedua atlet ini. Jangankan pembinaan atlet, dikasih ucapan selamat saja saat juara, baik single event atau multi event, Rahmat menang di kejuaraan dunia tidak ada ucapan. Ini pelajaran berharga bagi seluruh stakeholder olahraga di Sulsel,” tutur Attock.

Kepindahan Rahmat dan rekan-rekannya menjadi sinyal kuat bahwa pembinaan olahraga di Sulsel perlu evaluasi serius, agar para atlet berprestasi tak lagi merasa harus pergi untuk mendapatkan penghargaan yang layak.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.