Dukung Mardiono, Imam Fauzan Pimpin 33 DPW PPP Tolak Calon Ketum Eksternal
2 min read
Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulsel Imam Fauzan (kiri), Mardiono dan Amir Uskara di sela Muskerwil PPP Sulsel di Kota Makassar beberapa waktu lalu. (Foto: Majesty.co.id/Arya)
Majesty.co.id, Jakarta – Sebanyak 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP se-Indonesia menyatakan sikap tegas menolak calon ketua umum dari luar partai atau figur eksternal pada Muktamar X PPP.
Pernyataan itu disampaikan 33 DPW PPP dalam deklarasi dukungan kepada Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, yang digelar di Hotel Sheraton Jakarta, Kamis malam (18/9/2025).
Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan, Imam Fauzan Amir Uskara, mewakili seluruh DPW membacakan piagam deklarasi menolak calon ketua umum dari luar PPP.
Ia menegaskan dukungan penuh kepada Mardiono untuk kembali memimpin partai berlambang Kabah itu.
“Sejak berdiri pada 1973, PPP tidak pernah dipimpin oleh tokoh dari luar. Karena itu, DPW, DPC, dan seluruh kader se-Indonesia menolak calon ketua umum yang bukan kader internal,” tegas Imam dalam keterangan tertulis.
“Bersamaan dengan itu, kami mendukung dan mengusung Muhamad Mardiono sebagai Ketua Umum DPP PPP masa bakti 2025–2030,” ujar Imam.
Selain itu, DPW PPP juga menyatakan komitmen menjaga jalannya Muktamar agar berlangsung kondusif pada 25-27 September nanti.
Mereka juta menginginkan Muktamar nanti penuh silaturahmi, serta tetap berpegang pada jati diri PPP sebagai partai Islam ahlussunnah wal jamaah.
Imam mengajak seluruh pengurus, kader, dan simpatisan menyukseskan muktamar dengan sikap santun dan tanpa provokasi.
Deklarasi serentak 33 DPW ini kian meneguhkan posisi Mardiono sebagai kandidat terkuat dalam Muktamar X PPP, sekaligus mempertegas aspirasi internal agar kepemimpinan partai tetap berada di tangan kader sendiri.
Sebagai catatan, Imam Fauzan merupakan putra Wakil Ketua Umum DPP PPP Amir Uskara.
Ia pernah menjabat anggota DPRD Sulsel periode 2019–2024, dan pada Pemilu 2024 maju sebagai calon legislatif DPR RI meski gagal melenggang ke Senayan.
