“Mandi” Debu, Tak Dipekerjakan PT Masmindo: Warga Rante Balla Luwu Tutup Jalan (VIDEO)
3 min read
Tangkapan layar. Warga di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Luwu, mengadang mobil operasional PT Masmindo Dwi Area memprotes dampak linkungan. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Luwu – Sebagian masyarakat di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel mulai merasakan dampak lingkungan akibat aktivitas tambang emas PT Masmindo Dwi Area.
Seperti yang dirasakan Ludia Pawara dan keluarganya. Hampir setiap hari mereka terpapar debu dari jalanan yang dilalui kendaraan roda empat PT Masmindo.
Jika ruas jalan di depan rumah mereka mengering, debu-debu yang disapu mobil PT Masmindo akan hinggap tak berkesudahan. Mereka merasa seperti “mandi debu”.
Karena kesal dengan terpapar debu, Ludia Pawara memutuskan menutup jalan di depan rumahnya. Pemandangan itu mulai terlihat sejak Selasa (24/6/2025).
Ludia menghalau setiap mobil yang ingin menuju ke lokasi proyek Awak Mas menggunakan sebatang bambu.
Sesekali, perempuan yang kini genap berusia 75 tahun itu keluar dari rumahnya untuk menghalau setiap kendaraan tambang yang hendak melintas di depan rumahnya.
Hendra, warga setempat mengatakan, jika jalan depan kediaman Ludia Pawara adalah salah satu akses menuju lokasi proyek Awak Mas.
Tidak hanya di depan rumahnya, keluarga besar Ludia juga menutup akses jalan lain yang tidak jauh dari lokasi. Sehingga aktivitas PT Masmindo lumpuh total di titik tersebut.
“Kami hanya meminta PT Masmindo Dwi Area untuk memberdayakan masyarakat lokal. Dan melakukan penyiraman jalan,” kata Hendra dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/6/2025).
Tidak hanya menyisakan debu, PT Masmindo juga menimbulkan kecemburuan dari warga di sekitar area tambang.
Betapa tidak, Masmindo yang seharusnya menjadi harapan bagi masyarakat lokal atau sekitar tambang dinilai tidak mampu memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat.
Pekerja Masmindo bukan Warga Rante Balla?
Menurut Hendra, pihak PT Masmindo telah menerima ratusan hingga ribuan pekerja, hanya saja warga lokal yang bermukim di Rante Balla banyak yang tidak terserap.
“Kalau datanya banyak masyarakat Rante Balla yang kerja di atas (Masmindo). Cuma pertanyaannya, masyarakat Rante Balla mana yang mereka pekerjakan?” ungkap Hendra.
Sebab katanya, saat ini banyak masyarakat yang berasal dari luar wilayah Luwu Raya, atau khususnya Kabupaten Luwu yang telah menjadi warga Desa Rante Balla.
“Mereka hanya menggunakan surat keterangan domisili, untuk mendapatkan KTP dan menjadi warga Desa Rante Balla. Sementara warga di sini dipersulit ketika melamar pekerjaan di Masmindo,” pungkasnya.
Selain keluarga Ludia Pawara, rumpun keluarga Ne’ Pong Titin saat ini juga tengah melakukan blokade jalan untuk menutup akses jalan di pos 5 milik PT Masmindo Dwi Area.
Mereka menuntut agar pihak Masmindo melakukan ganti rugi atas lahan mereka.
Soal serapan tenaga kerja, PT Masmindo mengklaim telah merekrut lebih dari 750 orang dari target 1.500 tenaga kerja pada tahap konstruksi produksi tambang emas.
Dari jumlah itu, 70 persen di antaranya merupakan tenaga kerja lokal atau warga Luwu.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok