Mahasiswa Studi Gender Unhas Temui Ketua DPRD Sulsel, Ini yang Dibahas
2 min read
Rombongan mahasiswa program studi gender dan pembangunan pascasarjana Unhas bersama dosen pengampu saat menemui Ketua DPRD Sulsel Andi Rachmatika Dewi di Makassar. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Makassar – Mahasiswa Program Studi Gender dan Pembangunan, Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan kunjungan lapangan ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan.
Kunjungan lapangan mahasiswa prodi Gender Pascasarjana Unhas sebagai bagian dari pendalaman materi mata kuliah Politik dan Keadilan Gender.
Kunjungan yang berlangsung di Gedung DPRD Sulsel, Makassar, pada Selasa (3/6/2025) ini dipimpin langsung oleh dosen pengampu, Prof. Rabina Yunus.
Kehadiran mahasiswa diterima oleh Ketua DPRD Sulsel Andi Rachmatika Dewi alias Cicu. Turut mendampingi, Kepala Seksi Persidangan DPRD Sulsel, Wara Sarjono.
Dalam sesi diskusi, Cicu berbagi pengalaman mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi perempuan dalam dunia politik.
Ia menyoroti bagaimana politik masih dipengaruhi oleh norma-norma maskulinitas yang sering kali menempatkan perempuan pada posisi yang kurang menguntungkan.
Meski demikian, ia menekankan bahwa dengan empati, ketekunan, dan semangat belajar, perempuan bisa membuktikan diri sebagai pemimpin yang tangguh dan berdaya.
“Saya masuk politik melalui jalur afirmasi 30 persen keterwakilan perempuan. Tapi saya tidak berhenti di sana. Saya jadikan itu sebagai pijakan untuk bekerja keras dan membuktikan kapasitas,” ujar Cicu dalam keterangan tertulis.
Cicu juga mengungkapkan bahwa saat ini jumlah perempuan di parlemen terus meningkat, mencerminkan perkembangan positif menuju kesetaraan gender dalam politik, khususnya di tingkat lokal.
Ia berharap keterlibatan perempuan yang semakin besar akan mendorong lahirnya kebijakan yang lebih inklusif, terutama yang berpihak pada pemberdayaan perempuan dan penyandang disabilitas.
Bagi para mahasiswa, kunjungan ini menjadi pengalaman belajar langsung dari praktik politik yang nyata.
Mereka memeroleh wawasan tentang bagaimana perempuan menghadapi dan mengatasi hambatan struktural maupun budaya di ranah politik.
Kegiatan ini juga bertujuan mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam mendorong kebijakan publik yang adil gender dan berpihak pada kelompok rentan.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok