Sarkawi Dinilai Tidak Etis, Diminta Jangan Bikin Gaduh Jelang HUT Luwu Timur
2 min read
Mantan Anggota DPRD Luwu Timur Rully Heryawan. Ia mengkritik pernyataan Sarkawi soal pengunduran jadwal peringatan HUT Luwu Timur. (FOTO: ISTIMEWA)
Majesty.co.id, Malili – Kritik yang dilayangkan Anggota DPRD Luwu Timur Sarkawi A. Hamid terkait pengunduran jadwal peringatan hari jadi Luwu Timur ke-21 tahun menuai sorotan. Pernyataannya dinilai cenderung provokatif.
Sarkawi A. Hamid menyebut rencana pemerintah memundurkan jadwal peringatan Hari Jadi dari 3 Mei 2025 dianggap bertentangan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2006.
“Memindahkan tanggal peringatan ini sama dengan memperlihatkan bahwa Pemda sendiri tidak patuh pada aturan yang mereka buat,” tegas Sarkawi, Kamis (17/4/2025), seperti dikutip dari Chanelpers.
Sarkawi juga mempertanyakan alasan pemerintah yang menyebut penundaan dilakukan demi persiapan yang lebih matang. Menurutnya, hal itu tidak sebanding dengan konsekuensi moral dan historis yang timbul akibat pergeseran tanggal.
Sarkawai menilai keputusan ini mencederai semangat perjuangan tokoh-tokoh pemekaran Luwu Timur dari Kabupaten Luwu Induk.
Namun, pernyataan Sarkawi menuai tanggapan dari berbagai pihak, termasuk mantan legislator Hanura, Rully Heryawan, yang juga merupakan putra almarhum Sunaryanto—salah satu tokoh penting dalam proses pemekaran Luwu Timur.
“Sebagai anggota dewan, seharusnya beliau memberi kritik yang konstruktif, bukan dengan diksi yang provokatif. Jangan membuat gaduh,” ujar Rully, menanggapi penggunaan istilah “dzalim” dalam kritik Sarkawi, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (18/4/2025).
Rully menegaskan bahwa penundaan tersebut bersifat teknis dan tidak bermaksud mengubah tanggal Hari Jadi secara permanen.
Rully menjelaskan, peringatan tahun ini akan dihadiri oleh tiga gubernur dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah, sehingga perlu penyesuaian agenda dan logistik.
“Ini bukan kali pertama perayaan hari jadi diundur. Pada 2022 pun puncak acara digeser ke 12 Mei, menyesuaikan jadwal Gubernur Sulsel saat itu. Pak Dewan Sarkawi juga saat itu masih duduk di DPRD, dan tidak ada keberatan seperti sekarang,” tambahnya.
Senada dengan itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Luwu Timur, Masdin, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Hari Jadi, menyatakan bahwa penyesuaian jadwal dilakukan semata-mata demi optimalisasi acara.
“Kita ingin pelaksanaan Hari Jadi kali ini lebih maksimal dan meriah karena akan dihadiri tamu-tamu penting dari tingkat provinsi. Tidak ada maksud melanggar peraturan,” ujar Masdin.
Polemik ini membuka ruang diskusi mengenai pentingnya konsistensi antara aturan formal dan kebijakan teknis di tingkat daerah, terutama dalam perayaan momen-momen bersejarah yang sarat nilai simbolik.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok