DPR RI Maksimalkan Sosialisasi MBG Demi Generasi Cerdas Indonesia
4 min read
Kolase foto. Anggota DPR RI Ashabul Kahfi berfoto bersama dengan BGN dan peserta sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Makassar – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (9/2). Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta dan berlangsung sejak pukul 08.30 hingga 12.00 WIB.
Program MBG secara resmi diluncurkan oleh pemerintah pada 6 Januari 2025 dan akan diterapkan secara bertahap di berbagai wilayah di Indonesia. Sosialisasi ini dihadiri oleh Kapoksi Komisi IX DPR RI Ashabul Kahfi serta perwakilan dari Badan Gizi Nasional.
Menekan Angka Stunting dan Gizi Buruk
Dalam sambutannya, Ashabul Kahfi menjelaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis merupakan inisiatif baru dari Presiden yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi peserta didik, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Program Makan Bergizi Gratis ini merupakan program baru dari Bapak Presiden kita, program ini yang menjadi kebutuhan dasar bagi peserta didik, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Dari data yang ada masih sangat memerlukan asupan gizi yang cukup, maka kami akan mendukung programnya. Mudah-mudahan kehadiran saudara sekalian bisa menyukseskan program Makan Bergizi Gratis,” ujar Ashabul.
Namun, ia juga menyoroti masih tingginya angka stunting di Indonesia, yang mencapai 21,7%, menjadikannya peringkat kedua tertinggi di Asia Tenggara.
“Hari ini Indonesia masih mengalami stunting yang cukup tinggi yaitu di angka 21,7%. Indonesia urutan kedua di Asia Tenggara, kalau dikonversi sama dengan 4,7 juta anak yang masih stunting. Sedangkan untuk gizi buruk berada di angka 17%. Solusi yang paling efektif untuk menurunkan angka stunting ini yaitu dengan memberikan asupan gizi yang cukup,” ungkapnya.
Ashabul menegaskan bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta berbagai pemangku kepentingan harus berperan aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Dengan asupan gizi yang cukup, adalah salah satu langkah yang membuat generasi yang sehat, cerdas, dan kreatif. Sebaliknya kalau gizi yang kurang, maka akan jadi generasi yang tertinggal,” katanya.
Sasar 82 Juta Penerima Manfaat
Tahun ini, program MBG menargetkan 82 juta penerima manfaat, yang terdiri dari anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Program ini juga diterapkan di semua sekolah tanpa memandang strata sosial, meskipun masih ada beberapa kritik terkait prinsip keadilan dalam distribusinya.
Selain meningkatkan gizi, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi siswa di sekolah.
“Dengan asupan gizi yang cukup diharapkan anak-anak bisa lebih konsentrasi di sekolah, karena ada sekitar 40% siswa tidak sarapan dan sampai di sekolah belum tentu makan siang. Bagaimana siswa mau belajar kalau perut lapar, kemampuan konsentrasi seseorang itu kurang lebih sampai 2 jam,” jelas Ashabul.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa MBG memiliki tiga fokus utama, yaitu penurunan angka stunting, penurunan angka gizi buruk, dan peningkatan konsentrasi anak-anak di sekolah.
“Kalau anak cerdas dan sehat tentu akan berdampak pada ekonomi, dia punya daya saing, tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan adanya program ini,” tambahnya.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Selain manfaat kesehatan, program MBG juga diharapkan dapat menggerakkan sektor ekonomi masyarakat bawah. Pasokan bahan pangan untuk program ini akan berasal dari berbagai sektor, termasuk petani, peternak, dan nelayan.
“Program Makan Bergizi Gratis ini akan melibatkan UMKM, meskipun saat ini masih belum semua digerakkan karena masalah teknis keuangan. Saat ini, baru terdapat 245 SPPG dari target 5000 SPPG dan Gowa menjadi salah satu sasaran yang paling banyak,” ujar Ashabul.
Menurut Ashabul, Indonesia perlu meniru negara-negara maju yang memiliki sumber daya manusia berkualitas karena ditopang oleh asupan gizi yang baik.
“Negara Eropa, mereka berkembang dan maju karena mereka memiliki SDM yang berkualitas karena dibantu dengan gizi yang baik, tentu program utamanya adalah di bidang kesehatan dan pendidikan,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya perhatian khusus bagi ibu hamil, karena gizi yang tidak mencukupi selama kehamilan dapat menjadi faktor utama penyebab stunting pada anak.
“Ibu hamil adalah salah satu target utama, sebab salah satu faktor anak stunting karena ibunya tidak memiliki gizi yang cukup. Itulah yang perlu menjadi perhatian untuk ibu dan anaknya,” ucap Ashabul.
Program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu pilar dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul, sejalan dengan visi Indonesia 2045.
Dengan populasi muda yang besar pada tahun 2045, program ini diharapkan dapat mendukung generasi yang sehat, produktif, dan siap bersaing di kancah global.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok