Aurama Digempur Dugaan Kecurangan Sistemik di Pilkada Gowa, Efek Survei Meroket?
2 min read
Ketua tim hukum Amir Uskara-Irmawati, Andi Abdul Hakim (kiri) dan juru bicara Djaya Jumain saat konferensi pers di Gowa, Senin (25/11/2024). (Foto: Majesty/Arya)
Majesty.co.id, Gowa – Masa tenang Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dibayangi dugaan kecurangan secara sistematis menurut tim hukum pasangan calon bupati dan wakil bupati Gowa, Amir Uskara-Irmawati Haeruddin atau Aurama.
Ketua Tim Hukum Aurama Andi Abdul Hakim mengatakan, dugaan kecurangan sistematis tersebut terjadi dalam bentuk politik uang atau money politik yang disalurkan ASN khususnya para guru SD hingga SMP.
Abdul Hakim menyebut, tim hukum Aurama telah melaporkan sejumlah dugaan politik uang ke Bawaslu Gowa. Laporan itu disertai bukti-bukti akurat, bahkan disertai nomor seri uang pecahan Rp100 ribu.
“Pembagian [uang] ini tersistematik dan masif. Kemudian ada beberapa sekolah yang lain itu kita sudah dapatkan, makanya ada beberapa nomor seri uang itu, yang menjadi fakta hukum,” ujar Abdul Hakim dalam konferensi pers di posko induk Aurama, Sungguminasa, Gowa, Senin (25/11/2024).

Menurut Abdul Hakim, dugaan politik uang ini juga terjadi tidak lama saat Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengambil cuti untuk mengampanyekan pasangan Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Husniah-DM).
Adnan ikut menjadi juru kampanye Husniah-DM saat pasangan dengan tagline Hati Damai ini menggelar kampanye di Lapangan Bajeng Barat pada Jumat (22/11/2024).
“Bahwa ada masalah money politik ini, setelah Pak Adnan itu menjadi jurkam nomor 2 ini tambah menjadi-jadi, disayangkan seharusnya dia netral saja di akhir-akhir masa jabatannya,” tutur Abdul Hakim.
Survei Meroket
Juru Bicara Aurama, Djaya Jumain menduga, massifnya money politik tersebut tidak lepas dari tingginya tingkat keterpilihan Aurama jelang hari pencoblosan.
Jaya menyebut, sejumlah hasil survei menunjukkan tingkat keterpilihan Aurama mencapai 45 persen bahkan meroket menjadi 52 persen beberapa hari jelang pemilihan.
Data elektoral dari sejumlah lembaga survei itu dianggap memicu kubu lawannya melakukan manuver politik.
“Dugaan kecurangan ini tidak bisa dilepaskan dari tingginya survei pak Amir Uskara dan ibu Irma. Kami menduga, berbagai kecurangan ini terjadi karena ada yang panik,” ujar Djaya Djumain.
Dia meminta seluruh tim Aurama di semua jenjang untuk merekam dan melaporkan setiap praktik kecurangan.
“Kami meminta tim di lapangan tidak takut melaporkan. Insya Allah kita menang,” pungkas Djaya Jumain.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok