Mapala se-Palopo Bantu Korban Angin Kencang di Padang Kalua Luwu
2 min read
Penyaluran bantuan Mapala Palopo kepada penyintas angin kencang atau puting beliung di Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Palopo — Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) se-Kota Palopo menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana angin kencang atau puting beliung yang melanda Kampung Nelayan, Dusun Toro, Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu.
Bantuan tersebut disalurkan Mapala se-Palopo pada Minggu (29/6/2025).
Bantuan itu hasil dari aksi penggalangan dana yang dilakukan aliansi Mapala selama tiga hari, mulai 26 hingga 28 Juni 2025, di sejumlah titik strategis di Kota Palopo.
Dana yang dikumpulkan Mapala se-Palopo berasal dari sumbangan masyarakat dan pengendara yang melintasi lokasi aksi.
Pusat Koordinasi Wilayah (PKW) V Mapala Kota Palopo, Takwa Purnama, mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat atas sumbangan yang diberikan.
“Kami melakukan kegiatan ini bersama dengan tujuan, pastinya untuk membantu teman-teman dan saudara kita yang terdampak akibat bencana angin puting beliung,” ujar Takwa dalam keterangan tertulis, Senin (30/6/2025).
Mapala yang terlibat dalam aksi ini berasal dari sejumlah perguruan tinggi di Palopo, yakni Universitas Muhammadiyah Palopo, Universitas Cokroaminoto Palopo, IAIN Palopo, dan Universitas Andi Djemma Palopo.
Jenderal lapangan (jendlap) aksi, Muhammad Fikri Miftahul Husain, mengatakan bantuan telah disalurkan secara langsung kepada warga terdampak.
“Apa yang kami salurkan ini merupakan hasil dari aksi kemanusiaan yang kami lakukan tepatnya di lampu merah Pongsimpin. Penggalangan dana ini kami lakukan 3 hari. Kami juga ucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan sumbangsinya,” ungkap Husain.
Bencana angin puting beliung terjadi pada Minggu (22/6/2025) sekitar pukul 00.30 dini hari. Akibatnya, delapan rumah warga mengalami kerusakan, enam di antaranya rusak berat bahkan sampai terhempas ke sungai. Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat dan Puskesmas Pembantu (Pustu).
Koordinator wilayah dan jenderal aksi menyampaikan bahwa pihaknya juga akan melakukan advokasi terhadap kejadian tersebut.
Mereka menduga banyaknya rumah rusak karena kerap terjadi penebangan ataupun penggundulan hutan mangrove di bagian pesisir pantai.
“Sehingga tak ada lagi pelindung angin dan ombak. Kita ketahui tanaman mangrove itu tidak hanya menghasilkan CO², tapi juga bisa melakukan pemecahan ombak dan angin untuk menghambat terjadinya hal yang tak diinginkan oleh warga,” tutupnya.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok