Muhammadiyah Sulsel Temui Wali Kota Makassar Bahas Pendidikan Agama Sekolah Dasar
2 min read
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menerima kunjungan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel di Balai Kota, Selasa (29/7/2025). (Foto: Diskominfo Makassar)
Majesty.co.id, Makassar – Pemerintah Kota Makassar bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel menyepakati pentingnya penguatan kurikulum pendidikan agama sebagai fondasi karakter di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Komitmen ini mengemuka dalam audiensi Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dengan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin di Balai Kota, Selasa (29/7/2025).
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Zulfahmi, menyampaikan apresiasi atas perhatian besar wali kota terhadap pentingnya pendidikan karakter berbasis nilai-nilai agama di tengah menurunnya etika sosial dan budaya anak-anak masa kini.
“Kami sangat terkesan dengan komitmen pak wali untuk memperkuat pendidikan karakter, khususnya melalui pendekatan agama di sekolah dasar,” ujar Zulfahmi dalam keterangan tertulis.
Zulfahmi menegaskan, masyarakat Makassar adalah masyarakat agamis.
Maka pendekatan agama menjadi relevan untuk membentuk perilaku dan moral generasi muda.
Sehingga, Zulfahmi menekankan pentingnya kebijakan kurikulum yang menanamkan nilai adab, penghormatan kepada orang tua dan tata krama sebagai bagian dari pendidikan dasar.
“Menurut kami, pendidikan agama bukan hanya soal pengetahuan, tetapi pembentukan sikap dan karakter anak didik kita sejak usia dini,” jelasnya.
Munafri Arifuddin menyambut baik sinergi ini. Pemerintah kota berkomitmen untuk menjadikan pendidikan sebagai pilar utama pembangunan berkelanjutan.
“Ini penting agar anak-anak kita kembali memiliki pijakan etika yang kuat,” ujar Munafri.
Wali Kota menilai, penguatan nilai-nilai agama dan etika di lingkungan sekolah harus menjadi prioritas bersama, bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata.
“Saya kira sudah saatnya kita duduk bersama Muhammadiyah untuk memperkuat fondasi agama dan menyusun kembali kurikulum budi pekerti serta tatakrama,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut perlunya kurikulum percontohan yang dapat menjadi acuan nasional dalam membentuk karakter anak sejak usia dini melalui pendekatan yang berbasis nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal.
“Kalau kurikulum ini jadi percontohan dalam hal etika, tentu dampaknya akan sangat baik, bukan hanya untuk Makassar, tapi juga bisa memberi inspirasi bagi daerah lain,” tambahnya. (Ril/Adv)
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok