Guru SD-SMP di Makassar akan Mengajar Pakai AI Google, Ini 5 Syaratnya
4 min read
Ilustrasi Google. (Foto: Pexels)
Majesty.co.id, Makassar – Pemerintah Kota Makassar menjalin kerja sama strategis dengan Google for Education untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan.
Kolaborasi ini bertujuan membangun ekosistem pembelajaran modern berbasis teknologi, memanfaatkan perangkat Chromebook, akun belajar.id, serta pelatihan kecerdasan buatan (AI) bagi guru dan siswa.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar adaptasi terhadap perkembangan zaman, namun juga merupakan wujud komitmen Pemkot dalam menyediakan pendidikan inklusif, aman, dan berdaya saing global.
“Dengan program ini, maka pelatihan guru dan didukung infrastruktur memadai, Kota Makassar siap menjadi pusat inovasi pendidikan digital di Indonesia,” jelas Appi, sapaan akrab Munafri, saat menerima M. Edward Ranggong, Education Specialist Google untuk wilayah Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara, di Kantor Balai Kota Makassar, Senin (26/5/2025).
Sebagai langkah awal, Pemkot menargetkan pendirian sekolah unggulan berbasis teknologi di setiap kecamatan mulai tahun ajaran baru 2025.
Guru-guru bersertifikasi digital akan ditempatkan di sekolah-sekolah tersebut, yang dirancang sebagai pusat pembelajaran berbasis teknologi.
“Kita targetkan untuk SD, satu sekolah per kecamatan diterapkan di kelas 4–6. Sedangkan SMP, bisa di lima kecamatan sesuai dapil, mulai kelas 1–3,” tutur Appi.
Menurutnya, para guru yang telah tersertifikasi akan mendapat insentif khusus sebagai bentuk apresiasi.
Selain itu, Pemkot juga tengah menyiapkan uji coba untuk memetakan kebutuhan jumlah guru dan sebaran siswa, termasuk yang berasal dari wilayah kepulauan.
“Anak-anak dari pulau pun akan kita fasilitasi untuk bisa masuk dalam sekolah digital ini. Kita akan uji coba, tes seberapa besar kebutuhan guru dan sebaran muridnya,” tambah Appi.
5 Syarat
Sementara itu, M. Edward Ranggong menjelaskan bahwa Google Indonesia saat ini menggulirkan program pelatihan AI berskala nasional dengan target satu juta guru dalam tiga tahun ke depan.
Pelatihan dilakukan melalui platform AI bernama Gemini, sebagai bagian dari kerja sama dengan Kementerian Pendidikan.
Edward mengungkapkan, perangkat Chromebook dipilih karena keamanannya yang tinggi dan efisiensinya dalam proses belajar mengajar.
“Chromebook ini hanya bisa diakses melalui akun belajar.id. Di luar itu tidak bisa masuk. Bahkan di Kota Madiun, siswa diperbolehkan membawa Chromebook pulang karena keamanannya sangat tinggi,” jelas Edward.
Chromebook juga dilengkapi fitur berbagi pakai, memungkinkan satu perangkat digunakan oleh beberapa siswa secara bergantian, serta mampu otomatis masuk ke mode ujian saat pelaksanaan ANBK.
Untuk sekolah dengan perangkat lama, Google menawarkan solusi Chrome OS Flex yang dapat dipasang secara gratis guna menghidupkan kembali perangkat usang.
“Selain perangkat, peningkatan kapasitas guru juga menjadi perhatian, dengan lebih dari 700 ribu guru telah mengikuti pelatihan, dan 25 ribu guru telah bersertifikasi Google, termasuk lebih dari 47 guru di Makassar,” terangnya.
Edward juga memaparkan program unggulan Google, yakni Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG), yang diperuntukkan bagi sekolah negeri.
Sekolah yang ingin bergabung dalam program ini harus memenuhi sejumlah persyaratan:
1. Memiliki minimal 60 unit Chromebook aktif digunakan dalam proses belajar mengajar.
2. Minimal 30% guru bersertifikasi Google (Level 1, Level 2, Trainer, Coach, atau Inovator).
3. Melaksanakan inovasi pembelajaran berbasis teknologi secara nyata.
4. Menyatakan komitmen tertulis untuk bertransformasi menjadi sekolah rujukan.
5. Bersedia menjalani pendampingan langsung dari tim Google for Education Indonesia.
“Sekolah yang terpilih menjadi KSRG akan mendapatkan pendampingan langsung, hak menggunakan logo Google, dan berkesempatan untuk kolaborasi lintas negara seperti yang sudah dilakukan dengan sekolah di Malaysia,” jelas Edward.
Program KSRG saat ini telah berjalan di 22 provinsi dan 49 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan seperti Kabupaten Sinjai dan Soppeng.
Beberapa daerah lain seperti Bantaeng, Parepare, Jeneponto, dan Maros tengah mempersiapkan sekolah untuk bergabung.
“Kami berharap dalam waktu dekat, Kota Makassar juga bisa turut menyusul menjadi bagian dari transformasi digital pendidikan nasional melalui program KSRG,” tutupnya. (Ril/Adv)
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok