Saddam Tegaskan Peran Strategis Kader Hijau Hitam di Forum LK 2 HMI Soppeng
2 min read
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar HMI periode 2018–2020, Respiratori Saddam Al-Jihad pada forum LK 2 HMI Cabbang Soppeng. (Foto: Istimewa)
Majesty.co.id, Soppeng – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Soppeng menyelenggarakan Intermediate Training atau Latihan Kader II (LK II) sebagai bagian dari proses pengkaderan nasional.
LK II HMI Cabang Soppeng berlangsung di Gedung PGRI Kabupaten Soppeng mulai Sabtu (24/5) dan diikuti puluhan kader dari berbagai cabang HMI di Indonesia.
Pembukaan kegiatan dihadiri sejumlah tokoh daerah, di antaranya Wakil Bupati Soppeng, Selle KS Dalle, dan Ketua DPRD Soppeng, Andi Muhammad Farid. Sejumlah alumni HMI asal Soppeng juga turut hadir.
Momen pembukaan menjadi istimewa dengan hadirnya Respiratori Saddam Al-Jihad, Ketua Umum Pengurus Besar HMI periode 2018–2020, yang menyampaikan pidato kebangsaan di hadapan peserta dan tamu undangan.
“HMI bukan sekadar organisasi mahasiswa, tetapi juga sekolah kepemimpinan. Hari ini, kita ditantang bukan hanya untuk berpikir kritis, tapi juga bertindak strategis dalam menjawab persoalan bangsa,” ujar Saddam dalam keterangan tertulis.
Saddam juga menekankan pentingnya peran strategis kader hijau hitam atau kader HMI dalam menjaga harmoni nilai keislaman dan keindonesiaan di tengah tantangan global.
Ia menyerukan agar kader HMI menjadi intelektual organik yang mampu menjembatani aspirasi rakyat dengan kebijakan, serta mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan dinamika global.
Latihan Kader II ini mengangkat tema “Tekno-Progresif: Navigasi HMI untuk Indonesia.” Kegiatan dirancang untuk membekali kader dengan kemampuan menghadapi tantangan era digital, tanpa kehilangan akar nilai keislaman dan keindonesiaan.
Ketua Umum HMI Cabang Soppeng, Nursandi, mengatakan bahwa kehadiran Saddam memberi inspirasi besar bagi para peserta.
“Pidato kebangsaan beliau sangat menggugah dan memberi perspektif baru tentang peran strategis HMI dalam membangun peradaban bangsa,” katanya.
Kegiatan ini akan berlangsung selama delapan hari dan menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, tokoh nasional, hingga alumni HMI.
Materi pelatihan mencakup isu-isu keislaman, keindonesiaan, geopolitik, teknologi, hingga strategi gerakan.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok