14/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

Diskusi Reformasi Gelap di Warkop Aspirasi Makassar, Aktivis 98 Soroti Gerakan Mahasiswa

2 min read
Acara tersebut menghadirkan narasumber aktivis 98 dari berbagai kampus.
Diskusi bertema Brainstorming Reformasi Gelap di Warkop Aspirasi Jalan Andi Pangerang Pettarani, Kota Makassar, Jumat (23/5/2025). (Foto: Majesty.co.id/Arya)

Majesty.co.id, Makassar – Perkumpulan Mahasiswa Makassar menggelar diskusi publik bertajuk “Brainstorming Reformasi Gelap: Refleksi Gerakan 98” di Warkop Aspirasi, Jalan A. P. Pettarani, Jumat malam (23/5/2025).

Diskusi ini menyoroti mandeknya agenda reformasi 1998 dan meningkatnya dominasi oligarki di Indonesia.

Acara tersebut menghadirkan narasumber aktivis 98 dari berbagai perguruan tinggi, seperti Alto Makmur (UNM), Syawaluddin Arif dan Syamsir (Unhas), Abdul Wahab Tahir (Universitas 45), Mustakbir Sabri (UIN), dan Agus Baldin (UMI). Kegiatan ini dipandu jurnalis senior, AS Kambie.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

Ketua panitia, Syarif, mengatakan diskusi ini bertujuan membedah perbedaan antara reformasi dan revolusi.

“Yang kami inginkan adalah revolusi. Reformasi hanya setengah jalan dan meninggalkan beban sejarah yang harus kami lanjutkan,” tegasnya.

Syawaluddin Arif menilai budaya diskusi mahasiswa melemah.

“Dulu kita punya forum diskusi intensif. Hari ini mahasiswa terlalu sibuk dengan gawai, bukan gagasan,” ujarnya.

Abdul Wahab Tahir menekankan bahwa istilah reformasi bukan berasal dari mahasiswa. “Kami tidak pernah teriak ‘reformasi’. Yang kami suarakan adalah revolusi. Kata ‘reformasi’ disusupkan karena elite takut pada revolusi rakyat,” katanya.

Alto Makmur menjelaskan adanya fragmentasi dalam kelompok mahasiswa sejak 1998.

“Kelompok Islam menjadi motor utama, namun fragmentasi pasca 98 membuat agenda perjuangan tercerai-berai,” ucapnya.

Para narasumber sepakat agenda reformasi seperti pemberantasan KKN dan supremasi sipil belum tercapai. Agus Baldin menyayangkan mahasiswa kini lebih pasif.

“Kami tidak ingin generasi mahasiswa hari ini hanya menjadi ‘generasi TikTok’. Mahasiswa harus kembali menjadi lokomotif perubahan,” tegasnya.

Panelis Muhammad Hamdi Ibrahim menekankan perlunya agenda baru yang lebih radikal, sedangkan Mulawarman menyerukan konsolidasi gerakan agar tidak mudah dikompromikan elite.

Diskusi ditutup dengan seruan agar mahasiswa aktif kembali membangun ruang intelektual dan menjadi penggerak perubahan.

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.