Eks Pengurus Yayasan Atma Jaya Makassar Dipolisikan, Diduga Gelapkan Duit Rp10 M dan Aniaya Rektor
3 min read
filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; hdrForward: 0; highlight: true; brp_mask:0;?brp_del_th:null;?brp_del_sen:null;?delta:null;?module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 32768;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;HdrStatus: auto;albedo: ;confidence: ;motionLevel: -1;weatherinfo: null;temperature: 38;
Wakil Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar, Raymond Arfandy (tengah) didampingi Rektor Atma Jaya Makassar Wihalminus Sombo Layuk (kanan) pada konferensi pers di kampus Atma Jaya, Tamalate, Makassar. (Foto: Majesty.co.id/Arya)
Majesty.co.id, Makassar – Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar (YPTAJM) periode 2017-2022 yang menaungi kampus Atma Jaya di Kota Makassar dilapor ke polisi atas dugaan penggelapan uang hingga tindak pidana penganiayaan.
Wakil Ketua YPTAJM periode 2024-2029 Raymond Arfandy mengatakan, laporan dugaan penggelapan dana oleh eks pengurusn yayasan maupun penganiayaan telah disampaikan kepada Polrestabes Makassar dan Polda Sulsel.
“Kami melaporkan pengurus YPTAJM periode tahun 2017-2022 yang telah diberhentikan kepada polisi atas dugaan penggelapan dana senilai Rp10 miliar dan dugaan penganiayaan terhadap Pak Rektor Atma Jaya Wihalminus Sombo Layuk,” kata Raymond saat ditemui di gedung rektorat Universitas Atma Jaya, Jalan Tanjung Alang, Tamalate, Senin (24/3/2025).
Raymond menjelaskan duit senilai Rp10 miliar yang diduga digelapkan oleh beberapa pengurusan lama, berasal dari dana kas YPTAJM. Modusnya, dana sebanyak itu dialihkan ke rekening pribadi.
Adapun dugaan penganiayaan terhadap Rektor Atma Jaya Wihalminus Sombo Layuk, terjadi pada 19 Maret 2025 saat pengurus Senat menggelar rapat bersama rektorat.
“Saat itu pak rektor diseret keluar ruangan. Mereka juga pernah membawa preman saat rapat senat dan menyeret rektor,” ujar Raymond.
Tidak hanya diduga menggelapkan uang yayasan, oknum pengurus YPATJM 2017-2022 juga diduga menggelapkan uang pembayaran SPP mahasiswa.
Itu terjadi pada pembayaran SPP mahasiswa semester genap tahun 2024/25. Saat itu, oknum pengurus lama membuat edaran agar pembayaran uang kuliah ditransfer ke rekening atas nama YPATJM.
“Dia menggunakan QRIS Bank. Setelah kami temukan edaran itu, kita telusuri nomor rekeningnya dan ternyata bukan rekening yayasan tapi atas nama YPATJM, itu tidak bisa kita tahu rekening apa. Sehingga sebagai pengurus baru kita proses hukum saja,” jelas Raymond.
Sebelum masa pembayaran SPP ditutup, rektorat akhirnya mengeluarkan edaran kepada mahasiswa agar membayar rekening resmi milik yayasan. Meski begitu, sudah banyak mahasiswa Atma Jaya yang membayar via QRIS atau rekening YPATJM yang diduga tidak sah.
Sudah lama Diberhentikan
Raymond menjelaskan pengurus yayasan tahun 2017-2022 sudah diberhentikan sejak 18 Desember 2024. Mereka diberhentikan setelah dua kali melalui proses perpanjangan.
Pemberhentian tersebut, ditegaskan dengan terbitnya akta pengesahan pengurus yayasan baru Atma Jaya Makassar oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham per tanggal 2 Januari 2025.
Menurut Raymond, pemberhentian pengurus lama secara praktis menimbulkan akibat hukum terhadap semua aktifitas yang mengatasnamakan yayasan.
Ia menepis klaim pengurus yayasan lama soal pengakuan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sultanbatara.
“Adalah kebohongan besar Kepala LLDIKTI mengakui kepengurusan 2017, LLDIKTI tidak pernah ikut campur persoalan yayasan. Dan pengangkatan Penjabat Rektor adalah tindakan manipulatif dan tidak sah,” tegas Raymond.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultanbara Andi Lukman belum menjawab permintaan wawancara wartawan hingga berita ini ditayangkan.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok
