10/08/2025

Majesty.co.id

News and Value

Israel Habiskan Rp3,2 Triliun per Hari untuk Perang Melawan Iran

2 min read
Pengeluaran terbesar Israel menurut laporan Wall Street Journal berasal dari sistem pertahanan rudal.
Jet tempur Israel untuk pengisian bahan bakar. (Foto: Ilustrasi/media sosial X/IDF)

Majesty.co.id – Perang antara Israel dan Iran yang sudah memasuki minggu kedua, menimbulkan beban ekonomi yang sangat besar bagi Tel Aviv.

Menurut laporan awal yang dikutip dari The Wall Street Journal, Israel diperkirakan menghabiskan sekitar 200 juta dolar AS per hari—setara dengan Rp3,2 triliun—untuk mendanai operasi militernya.

Pengeluaran terbesar Israel menurut laporan Wall Street Journal berasal dari sistem pertahanan rudal.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

Intersepsi rudal Iran menggunakan sistem seperti David’s Sling dan Arrow 3 menghabiskan biaya antara 700 ribu hingga 4 juta dolar AS per rudal.

Sistem ini telah diaktifkan berulang kali sebagai respons terhadap lebih dari 400 rudal yang ditembakkan Iran dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, serangan udara Israel menggunakan jet tempur F-35 juga memakan biaya besar.

Setiap jet menghabiskan sekitar 10 ribu dolar per jam untuk beroperasi, belum termasuk harga bom presisi seperti JDAM dan MK84 yang digunakan dalam serangan ke target-target sejauh 1.000 mil di wilayah Iran.

Secara keseluruhan, Aaron Institute for Economic Policy memperkirakan bahwa jika perang berlangsung selama satu bulan, total biaya yang harus ditanggung Israel bisa mencapai 12 miliar dolar AS.

“Perang ini jauh lebih mahal daripada konflik dengan Gaza atau Hizbullah,” ujar ekonom Zvi Eckstein, Minggu (22/6/2025).

“Amunisi—baik defensif maupun ofensif—adalah biaya yang besar,” tambahnya.

Tingginya biaya membuat sebagian pihak menyerukan agar perang dipersingkat.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri operasi militer sebelum mencapai tujuan strategis seperti melumpuhkan program nuklir dan rudal Iran.

Meski pasar keuangan Israel masih relatif stabil, bahkan sempat menguat, kerusakan di lapangan semakin parah.

Para insinyur memperkirakan biaya rekonstruksi akibat serangan rudal bisa melampaui 400 juta dolar, menyusul rusaknya ratusan bangunan dan evakuasi lebih dari 5.000 warga sipil.

Sektor infrastruktur juga terdampak. Kilang minyak terbesar Israel ditutup sementara, dan sejumlah proyek vital lainnya dihentikan.

Mantan Gubernur Bank Israel, Karnit Flug, mengatakan bahwa durasi konflik akan menentukan dampaknya terhadap ekonomi nasional.

“Jika berlangsung seminggu, itu satu hal. Jika berlangsung dua minggu atau sebulan, itu cerita yang sangat berbeda,” ujarnya.

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.