Soppeng Banjir: Satu Warga Hilang, Tanggul Jebol hingga Rumah Hanyut
3 min read
Kondisi banjir di wilayah permukiman warga Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (21/12/2024). (Foto: BPBD Soppeng)
Majesty.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan satu warga dinyatakan hilang akibat banjir yang merendam sejumlah kecamatan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (21/12/2024).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, banjir yang melanda Soppeng dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak Kamis (19/12/2024).
Akibatnya, sejumlah sungai di berbagai kecamatan di Kabupaten Soppeng meluap. Hujan deras yang terus berlangsung memperburuk keadaan dan mengakibatkan tanah longsor di beberapa titik.
“Banjir dan longsor yang terjadi telah menyebabkan kerusakan yang cukup parah di beberapa kecamatan. Kecamatan Lalabata, Donri-Donri, Liliriaja, Ganra, Marioriwawo, Lilirilau, dan Marioriawa merupakan wilayah yang paling terdampak,” kata Abdul Muhari dalam siaran persnya, Sabtu.
“Satu orang dilaporkan hilang dan saat ini masih dalam pencarian oleh pihak berwenang,” katanya.
Tanggul Sungai Jebol, Rumah Hanyut
Menurut BNPB di Kecamatan Lalabata, beberapa desa dan kelurahan seperti Desa Macille, Kelurahan Ompo, Kelurahan Salokaraja, Desa Mattabulu, dan Desa Umpungeng mengalami dampak besar akibat luapan sungai.
Sementara itu, di Kecamatan Donri-Donri, desa-desa yang terdampak meliputi Desa Kessing, Desa Totong, Desa Leworeng, Desa Lalabata Riaja, dan Desa Donri-Donri.
Selain itu, di Kecamatan Liliriaja, Kelurahan Appanang juga terdampak banjir yang cukup parah. Kecamatan Ganra juga mengalami kerusakan di dua desa, yakni Desa Belo dan Desa Ganra.
Di Kecamatan Marioriwawo, Desa Soga dan Desa Watu terendam banjir, sedangkan di Kecamatan Lilirilau, Kelurahan Macanre turut mengalami dampak signifikan. Terakhir, di Kecamatan Marioriawa, Desa Bulue juga tidak luput dari terjangan banjir.
“Berdasarkan data yang diperoleh BNPB, bencana ini menyebabkan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Salah satu kerusakan yang signifikan adalah hanyutnya jembatan gantung yang menghubungkan Desa Soga dengan Desa Mariorilau,” kata Abdul Muhari.
Selain itu, tanggul Sungai Kaca jebol sepanjang 25 meter, yang menyebabkan banjir lebih parah.
Satu unit rumah dilaporkan hanyut terbawa arus, dan sekitar 10 unit rumah lainnya mengalami kerusakan. Proses pendataan kerusakan materiil masih berlangsung.
Selain itu, upaya evakuasi juga dilakukan terhadap masyarakat yang rumahnya berpotensi rusak akibat banjir, dengan memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman untuk menghindari korban jiwa.
Meskipun banjir di beberapa wilayah masih belum surut, upaya pemulihan terus dilanjutkan.
“Wilayah-wilayah tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, namun beberapa titik yang terletak dekat dengan sungai masih terendam banjir,” tandasnya.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok