01/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

Kerap Tutupi Kasus, LBH Makassar ungkap Kejanggalan Uang Palsu UIN Alauddin

3 min read
Menurut Azis Dumpa, polisi sepatutnya menelusuri keterlibatan pihak-pihak lain di UIN Alauddin

Kampus II UIN Alauddin di Samata, Gowa. (Foto: Istimewa)

Aerial foto. Gedung rektorat UIN Alauddin di Samata, Gowa. (Foto: Istimewa)

Majesty.co.id, Makassar – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar menyoroti pengungkapan kasus pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin yang dinilai masih janggal.

Kasus uang palsu sindikat UIN Alauddin menjerat 17 orang sebagai tersangka. Dua di antaranya adalah kepala perpustakaan bernama Andi Ibrahim dan stafnya.

Andi Ibrahim berperan mencetak hingga mengedarkan uang palsu. Polisi juga menangkap dua pegawai bank milik negara.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

Direktur LBH Makassar Abdul Azis Dumpa mengatakan, kasus uang palsu UIN Alauddin sangat janggal jika hanya menyeret dua tersangka dari kampus Kementerian Agama tersebut.

“Dalam informasi yang beredar dipemberitaan, produksi uang palsu dilakukan di kampus dan sudah bertahun-tahun. Agak janggal jika yang terlibat hanya kepala perpustakaan,” kata Azis Dumpa saat dihubungi Majesty, Jumat (20/12/2024).

Dikenal Anti Kritik- Selalu Tertutup


Menurut Azis Dumpa, polisi sepatutnya menelusuri keterlibatan pihak-pihak lain di UIN Alauddin demi hukum dan tidak menyisahkan kecurigaan publik.

Sebab kata Azis, selama ini UIN Alauddin punya reputasi sebagai kampus yang anti kritik, juga tidak transparan dalam menangani kasus-kasus yang terjadi.



Azis mencontohkan, larangan demo mahasiswa hingga berujung tindakan kekerasan oleh satuan pengamanan serta di-skorsing, dinilai tidak dituntaskan secara serius. Begitu juga kasus kekerasan seksual di UIN Alauddin kerap ditutup rapat.

“Jadi memang, kampus UIN Alauddin Makassar ini memang kami nilai sebagai kampus yang anti kritik. Banyak permasalahan ditutup-tutupi, tidak diproses dan diselesaikan secara terbuka,” kata Azis.

“Jadi ada kekhwatiran pihak kampus juga masih ada yang ditutup-tutupi karena itu tadi, selama ini praktiknya anti kritik,” jelas Azis.

Seret Pihak UIN yang Tahu dan Memfasilitasi


Rektor UIN Alauddin Hamdan Juhannis dalam konferensi pers di Polres Gowa, Kamis (19/12/2024), mengaku telah membantu polisi mengungkap aktor-aktor yang terlibat dalam produksi uang palsu.

“Kehadiran saya di sini sebagai bukti nyata dukungan kami terhadap aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus ini sampai ke akar-akarnya,” kata Hamdan.

Bagi LBH Makassar, pernyataan Hamdan Juhannis tidak cukup dijadikan dasar bahwa kasus uang palsu yang dicetak di perpustakaan UIN Alauddin hanya menjerat Andi Ibrahim dan stafnya. Hamdan juga diminta bertanggung jawab akibat ulah bawahannya.

Azis Dumpa mendorong polisi mendalami keterlibatan pihak lain di UIN Alauddin. Khususnya mengenai mesin pencetak uang palsu yang bisa-bisanya menghuni perpustakaan.



Azis tak yakin, mesin pencetak uang palsu bisa masuk dan beroperasi di UIN Alauddin jika hanya melibatkan Andi Ibrahim dan stafnya. Apalagi bobot mesin tersebut seberat 2 ton lebih.

Untuk itu, Azis menegaskan bahwa pihak-pihak yang memfasilitasi masuknya mesin pencetak uang palsu di UIN Alauddin bisa dijerat hukum.

Bahkan, pihak yang mengetahui adanya pabrik uang palsu tersebut bisa dijerat pidana.

“Mereka yang mengetahui dan memfasilitasi itu bisa juga dipidana karena turut serta,” jelas Azis Dumpa.

“Kita menuntut, pihak kampus ini terbuka dalam proses penyidikan, semua yang terlibat harus diproses secara hukum,” tandas Azis.


Penulis: Suedi

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.