15/08/2025

Majesty.co.id

News and Value

Kepala Perpustakaan Diduga “Tumbal”, PB HMI Desak Mabes Polri-DPR Turun Usut Uang Palsu di UIN Alauddin

3 min read
Menurut PB HMI, pengusutan kasus ini tidak boleh berhenti pada tersangka yang sudah ditangkap
Gedung perpustakaan di kampus 2 UIN Alauddin, Samata, Gowa yang dijadikan lokasi pabrik uang palsu. (Foto: Majesty/Suedi)

Majesty.co.id, Makassar – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak Mabes Polri dan Komisi III DPR RI untuk membentuk tim investigasi independen guna mengusut tuntas kasus pabrik uang palsu yang terungkap di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Internal PB HMI, Ardiansyah Rajjako, menilai kasus ini tidak boleh dianggap sepele.

Ia meminta agar aparat penegak hukum dan DPR RI segera mengambil langkah serius demi mengungkap aktor-aktor utama di balik kejahatan tersebut.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id


“Saya mendesak Komisi III DPR RI dan Polri segera membentuk tim investigasi khusus untuk mengusut kasus ini hingga tuntas,” ujar Ardiansyah dalam keterangannya, Jumat (20/12/2024).

Menurutnya, pengusutan kasus ini tidak boleh berhenti pada tersangka yang sudah ditangkap. Ia mencurigai adanya jaringan yang lebih besar di balik pabrik uang palsu tersebut.

Ardiansyah bahkan menduga Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Andi Ibrahim (AI), hanya dijadikan kambing “tumbal” dalam kasus ini.

“Saya khawatir Kepala Perpustakaan hanya dijadikan tumbal. Saya yakin ada aktor besar di balik kasus ini. Mabes Polri dan Komisi III DPR RI harus membuka mata,” tegasnya.

Ardiansyah juga mendesak Komisi III agar tidak hanya bersuara di media, tetapi juga melakukan tindakan nyata.

“Komisi III harus turun langsung dan memanggil semua pihak terkait, termasuk Kapolres, Kapolda, Rektor UIN Alauddin, hingga perbankan yang terlibat,” ujarnya.

Ardiansyah menambahkan bahwa penyebaran uang palsu ini telah merugikan banyak pihak dan disinyalir melibatkan sindikat internasional karena ditemukan barang bukti mata uang asing seperti Won Korea dan Dong Vietnam.

Komisi III: Kasus di Luar Nalar


Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, angkat bicara terkait pabrik uang palsu yang ditemukan polisi di kampus 2 UIN Makassar.

“Sungguh di luar dugaan dan nalar kita. Karena pabrik atau percetakan uang palsu ini lokasinya terjadi di kampus. Terjadi di lembaga pendidikan yang merupakan naungan Kementerian Agama. Ini sangat-sangat memprihatinkan,” ujarnya saat ditemui di Makassar, Rabu (18/12/2024).



Menurut mantan Ketua DPRD Kota Makassar ini, apa yang terkuak ini merupakan kasus kriminal menonjol yang harus diungkap hingga tuntas oleh aparat Polres Gowa.

“Ini momentum bagi polri khususnya Polres Gowa untuk membongkar, kasus sindikat pembuatan uang palsu, sampai ke akar-akarnya,” ujar Rudianto Lallo.

Kasus ini mencuat setelah pabrik uang palsu di perpustakaan Kampus 2 UIN Alauddin, Gowa, berhasil dibongkar oleh aparat kepolisian.

Hingga kini, 17 tersangka telah diamankan, termasuk dua pegawai UIN Alauddin. Polisi juga menyita barang bukti bernilai triliunan rupiah.

Polisi menetapkan tiga daftar pencarian orang atau DPO kasus uang palsu UIN Alauddin. Pengusaha berinisial ASS disebut polisi mendanai percetakan uang palsu tersebut.


Penulis: Suedi

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.