01/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

Gubernur Andi Sudirman Mendadak Soroti Tambang Emas PT Masmindo Luwu

3 min read
Andi Sudirman menyoroti Masmindo yang berencana menjalin kerja sama dengan PT Freeport.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. (Foto: Humas Pemprov Sulsel)

Majesty.co.id, Luwu – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman mendadak menyoroti tambang emas PT Masmindo Dwi Area di Kabupaten Luwu.

Andi Sudirman menyoroti Masmindo yang berencana menjalin kerja sama dengan PT Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc, dalam proyek pertambangan emas berskala besar di Luwu.

Proyek yang direncanakan menggunakan metode tambang terbuka (open pit) ini menuai kekhawatiran serius dari Gubernur Andi Sudirman.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

PT Masmindo sendiri menargetkan emas perdana atau first gol dari wilayah konsensi di Ranteballa, Latimojong, Luwu, dimulai pada 2026.

Andi Sudirman menyampaikan bahwa proyek tambang emas tersebut berpotensi membawa dampak serius terhadap lingkungan serta memperparah ketimpangan sosial dan ekonomi di daerah.

Sudirman mengklaim bahwa metode tambang open pit berisiko membentuk kerusakan lingkungan berskala besar, seperti yang terjadi di wilayah Freeport, Timika, Papua.

“Kita akan menyurati Bapak Presiden untuk meminta evaluasi ulang atas izin tambang di Luwu. Pertama, terkait siapa yang mengelola dan bagaimana metode pengelolaannya,” kata Andi Sudirman dalam keterangan tertulis, Senin (14/4/2025).

“Ini menyangkut masa depan lingkungan, apalagi jika menggunakan metode Open Pit dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga tidak sesuai dengan arahan Bapak Presiden terkait pengelolaan kekayaan alam lokal wajib dikelola oleh pengusaha lokal, bukan perusahaan Jakarta apalagi asing,” tegas Andi Sudirman.

Menurut Andi Sudirman, meski izin tambang merupakan kewenangan pemerintah pusat, sebagai kepala daerah ia merasa berkewajiban menyampaikan keresahan masyarakat Sulsel.

Terutama atas potensi ancaman jangka panjang terhadap lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat lokal.

Sudirman memberi contoh dampak PT Freeport di Papua yang menghasilkan kubangan besar, penebangan pohon di mana-mana, dan rakyat Papua belum juga sejahtera sampai hari ini.

“Perusahaan luar yang menikmati, lokal yang menderita baik secara ekonomi maupun isu lingkungan,” katanya.

“Jangan sampai Luwu mengalami hal yang sama. Sekarang saja sudah jadi langganan banjir sampai hari ini. Pengelolaan dari luar akan menimbulkan ketimpangan serta kurang berpikir terkait keselamatan lokal, apalagi kesejahteraan warga. Dua kali kena kita,” ujarnya.

Selain isu tambang, Andi Sudirman juga menyoroti persoalan banjir yang kian sering terjadi di Luwu.

Ia menilai pembukaan lahan yang masif, baik legal maupun ilegal, turut memperburuk kondisi ekosistem daerah dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana.

“Ini tidak sesuai dengan arahan Presiden yang ingin agar pengelolaan kekayaan alam dikuasai oleh perusahaan lokal bukan Jakarta apalagi luar. Jika lokal tentu ikatan dengan warga sekitar, ekonomi serta isu lingkungan bisa lebih diperhatikan,” tambahnya.

“Pembangunan yang mengabaikan moral dalam pengelolaan serta daya dukung lingkungan akan selalu dibayar mahal oleh masyarakat kecil. Karena itu, kita harus bicara, kita harus minta Bapak Presiden mempertimbangkan ulang,” tegasnya.

Pihak PT Masmindo belum menjawab permintaan wawancara Majesty hingga berita ini ditayangkan.

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.