Hujan Lebat 12-15 November di Sulsel, 7 Daerah Berstatus AWAS dari BMKG
3 min read
Ilustrasi. Langit mendung di Kota Makassar beberapa waktu lalu. (Foto: Majesty/Arya Wicaksana)
Majesty.co.id, Makassar – Tujuh daerah di Sulsel dalam status Awas curah hujan tinggi mulai Rabu sampai Jumat, 12-15 November 2025 menurut Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV.
Kepala Balai Besar BMKG Wilayah IV, Irwan Slamet mengatakan pihaknya mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, khususnya pada 7 daerah di Sulsel.
“Imbauan ini disampaikan seiring dengan meningkatnya potensi curah hujan tinggi di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan dalam beberapa hari ke depan, bertepatan dengan mulainya periode puncak musim hujan 2025/2026,” kata Irwan Slamet dalam siaran pers BMKG, Selasa (11/11/2025).
Menurut BMKG, curah hukan tinggi pada 12-15 November dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang.
Beberapa wilayah berpotensi mengalami curah hujan tinggi dibagi dalam kategori Waspada hingga Awas pada periode Dasarian II November 2025.
Wilayah dengan kategori Awas meliputi Kabupaten Bantaeng, Barru, Gowa, Maros, Pangkep, Sinjai dan Takalar.
Sementara, pada 3 hari ke depan, hujan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di Kabupaten Barru, Pangkajene Kepulauan, Maros, Gowa, dan Takalar serta Kota Makassar.
“Selain itu, angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat yang dapat menimbulkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat, khususnya transportasi laut dan udara,” kata Irwan Slamet.
Waspada Gelombang 2 Meter
BMKG Wilayah IV juga memprediksi terjadinya gelombang tinggi di laut pada 12-15 November atau tiga hari ke depan.
Menurut BMKG, tinggi gelombang 1.25 – 2.5 m berpeluang terjadi di Perairan Pinrang, Perairan Barru, Perairan Pangkep, Perairan Makassar dan Perairan Jeneponto.
Kemudian, Perairan Bulukumba, Perairan Kepulauan Selayar, Perairan Takabonerate, Perairan Sinjai, Perairan Wajo, dan Perairan Luwu.
Apa sebab cuaca buruk di wilayah Sulsel pada 12-15 November 2025?
Hasil analisis dinamika BMKG pada atmosfer menunjukkan adanya kombinasi aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase 5.
Selain itu, hal ini dipengaruhi kombinasi gelombang Kelvin, serta konvergensi angin akibat sirkulasi siklonik di selatan ekuator.
Hal tersebut memicu peningkatan pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan.
Maka dari itu, BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
“Masyarakat diharapkan tetap waspada, tidak beraktivitas di ruang terbuka saat hujan lebat disertai petir, menjauhi pohon besar dari bangunan rapuh, serta memastikan saluran air dan drainase berfungsi dengan baik,” demikian siaran pers BMKG.
BMKG juga mengingatkan pentingnya memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG agar upaya mitigasi dapat dilakukan secara optimal.
