Aliyah Mustika Dukung Wedding Showcase Tidak Hanya Digelar di Makassar
3 min read
Penampilan pengantin adat bugis sebagai model pada pembukaan Wedding Showcase yang digelar Dinas Kebudayaan Makassar, Rabu (12/11/2025). (Ist)
Majesty.co.id, Makassar — Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham membuka kegiatan Wedding Showcase yang digelar Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar di halaman Museum Kota Makassar, Rabu (12/11/2025).
Kegiatan Wedding Showcase ini berkolaborasi dengan Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia (Hipapi) bagian dari rangkaian Hari Jadi Kota Makassar ke-418 tahun. Kegiatan ini dilaksanakan 12-13 November 2025.
Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kebudayaan atas inisiatif menghadirkan pameran pernikahan yang memadukan unsur tradisi dan kreativitas modern.
Ia menilai kegiatan tersebut bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal.
“Saya secara pribadi dan atas nama Pemerintah Kota Makassar memberikan apresiasi kepada Dinas Kebudayaan atas terselenggaranya kegiatan Wedding Showcase ini. Kegiatan seperti ini menjadi wadah penting untuk melestarikan adat dan budaya, khususnya tradisi pernikahan masyarakat Bugis-Makassar,” ujar Aliyah.
Meski demikian, Aliyah memberikan masukan agar penggunaan istilah kegiatan ke depan lebih mengedepankan bahasa daerah. Ia mengusulkan agar istilah wedding showcase diganti dengan istilah yang lebih mencerminkan kearifan lokal.
“Mungkin ke depan bisa kita ubah bahasanya menjadi Etalase Perkawinan atau Festival Etalase Perkawinan Kota Makassar. Dengan begitu, anak-anak kita akan semakin mencintai budaya dan bahasa daerahnya sendiri,” tuturnya.
Aliyah juga mendorong agar kegiatan serupa tidak hanya digelar di Makassar, tetapi bisa ikut berpartisipasi dalam ajang nasional maupun daerah lain untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sulawesi Selatan.
“Insya Allah tahun depan, pada Juni 2026, Makassar akan menjadi tuan rumah pameran nasional Dekranasda yang menghadirkan seluruh ketua Dekranasda dari Indonesia. Ini kesempatan besar untuk memperkenalkan budaya kita lebih luas lagi,” jelasnya.
Lebih lanjut, AMI menegaskan pentingnya memahami filosofi dan nilai moral di balik setiap prosesi adat pernikahan. Ia menyebut, adat Bugis-Makassar seperti Mappe Uje-Uje atau Manu-Manu (pertemuan keluarga), Masuro (pembicaraan waktu dan uang panai), hingga prosesi akad nikah, sarat makna dan pesan luhur.
“Melalui kegiatan ini, kita diajak untuk mengenal lebih dekat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap tahapan adat. Saya berharap calon pengantin, khususnya generasi muda, bisa lebih mencintai budaya sendiri. Pernikahan itu insyaallah hanya sekali seumur hidup, jadi tunjukkan jati diri kita melalui adat dan filosofi budaya,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung pentingnya peningkatan kapasitas pelaku acara, seperti Wedding Organizer (WO) dan Hipapi (Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia). Menurutnya, para pembawa acara muda perlu belajar dari para senior yang berpengalaman agar tidak terjadi kesalahpahaman atau benturan dengan keluarga pengantin dalam pelaksanaan acara.
“Saya berharap ada pelatihan khusus bagi Perpapi. Instruktur sebaiknya dari kalangan senior yang paham budaya lokal, karena menjadi pembawa acara adat bukan hanya soal teori, tapi juga pengalaman dan kearifan,” pesannya.
Mantan Anggota DPR RI itu berharap kegiatan Wedding Showcase tidak berhenti sebagai seremoni tahunan, tetapi bisa berkelanjutan dan menjadi agenda rutin promosi budaya Kota Makassar.
“Saya tidak ingin kegiatan ini hanya menjadi ajang seremonial. Harapannya bisa berkesinambungan dan bahkan dibawa ke luar daerah agar budaya Bugis-Makassar semakin dikenal luas,” pungkasnya. (Ril/Adv)
