14/11/2025

Majesty.co.id

News and Value

Tolak Soeharto Pahlawan, Gus Mus ungkap Tragedi Kiai NU Dimasukkan ke Sumur

2 min read
Gus Mus mengungkapkan, saat Soeharto berkuasa, banyak Kiai NU yang dipaksa jadi kader Partai Golkar. Termasuk adiknya sendiri, Adib Bisri.
Kiai Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus pada tahun 2023. (Youtube/NU Online)

Majesty.co.id, Makassar – Gelar Pahlawan Nasional untuk mantan Presiden ke-2 RI Soeharto menuai banyak penolakan. Salah satunya datang dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus.

Gus Mus yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan keberatan terhadap rencana pemerintah memberi gelar Pahlawan untuk Soeharto.

Gus Mus menolak gelar pahlawan Soeharto dengan berbagai fakta sejarah NU selama 32 tahun Orde Baru berkuasa.

“Banyak kiai yang dimasukin sumur, papan nama NU tidak boleh dipasang, yang suruh pasang banyak dirobohin oleh bupati-bupati,” ujar Gus Mus mengutip wawancara NU Online, Sabtu (8/11/2025).

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

Gus Mus mengungkapkan, saat Soeharto berkuasa, banyak Kiai NU yang dipaksa jadi kader Partai Golkar. Termasuk adiknya sendiri, Adib Bisri.

“Kiai Adib akhirnya keluar dari PNS karena dipaksa masuk Golkar. Kiai Sahal Mahfudh itu didatangi pengurus Golkar Jawa Tengah. Kiai Sahal tidak mau, saya menyaksikan sendiri,” beber Gus Mus.

Yang Setuju Tak Tahu Sejarah


Gus Mus adalah satu dari sederet kiai NU yang menolak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Tapi, tak sedikit juga tokoh organisasi ini yang setuju.

Bagi Gus Mus, orang NU atau Nahdliyin yang setuju Soeharto sebagai pahlawan menunjukkan kurangnya pemahaman sejarah organisasi ini.

“Orang NU kalau ada yang ikut-ikutan mengusulkan berarti tidak ngerti sejarah,” tegas Gus Mus yang juga Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Kalimat itu dilontarkan Gus Mus mengingat ada banyak tragedi di masa Orde Baru dengan para kiai, santri, dan warga NU yang menjadi korbannya.

Saat Pemilu 1971, misalnya, terjadi peristiwa tragis di Losarang, Indramayu yang menjadi basis Partai NU. Mereka diintimidasi, diteror, dan diperlakukan secara sadis.

Gus Mus menandaskan, banyak ulama dan pejuang bangsa yang memiliki jasa besar, tetapi keluarganya tidak pernah mengusulkan gelar pahlawan untuk mereka. Hal ini dilakukan untuk menjaga keikhlasan amal kebaikan almarhum.

“Banyak kiai yang dulu berjuang, tapi keluarganya tidak ingin mengajukan gelar pahlawan. Alasannya supaya amal kebaikannya tidak berkurang di mata Allah. Kalau istilahnya, menghindari riya’,” pungkas Gus Mus.

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.