Wali Kota Makassar Ajak Unhas Cari Solusi Konkret Masalah Transportasi
2 min read
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin dan Rektor Unhas Jamaluddin Jompa menandtangani kerja sama.
Majesty.co.id, Gowa – Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan berbagai pihak untuk menjawab persoalan mendasar kota.
Hal itu sampaikan Munafri Arifuddin saat menjadi pemateri dalam Placemaking Summit bertema Makassar Placemaking for Academic Network (MAPAN) di Kampus Unhas Gowa, Senin (8/9/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Sekolah Pascasarjana Unhas Program Studi Magister Transportasi, bekerja sama dengan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota serta Australia Indonesia Centre.
Munafri menyoroti tiga isu utama yang membutuhkan dukungan akademisi, yaitu sistem pemetaan wilayah, transportasi publik, dan pengelolaan sampah.
“Tujuan saya hadir di forum ini adalah untuk mencari solusi konkret dari persoalan kota. Saya percaya ide-ide segar dan saran dari para akademisi sangat penting agar Makassar bisa tumbuh menjadi kota yang lebih ideal,” ujarnya.
Ia menekankan Makassar tidak akan berkembang jika pola pikir sektoral masih mendominasi.
“Selalu saya tekankan, kota ini tidak akan besar, tidak akan nyaman, kalau ego sektoral masih ada di kepala kita masing-masing. Kita harus menyelesaikan persoalan secara bersama-sama,” tegasnya.
Munafri mengaitkan paparannya dengan visi-misi Pemkot Makassar 2025–2030, yang mencakup peningkatan daya saing ekonomi, layanan dasar, pemerataan pendidikan dan kesehatan, pembangunan infrastruktur, hingga pengembangan pusat inovasi, olahraga, seni, budaya, dan pariwisata.
Program strategis yang digagas di antaranya pembangunan stadion, revitalisasi taman kota sebagai ruang kreatif, penataan transportasi publik ramah lingkungan, hingga pembangunan ruas jalan baru untuk mengurai kemacetan.
Ia juga menyoroti tumpang tindih tata ruang dan transportasi, terutama di kawasan komersial dan perhotelan yang masih terkendala lahan parkir.
“Harus ada manajemen yang lebih baik. Saya selalu mendorong investor untuk bersama-sama mencari lahan membangun building parking di Makassar, yang nantinya bisa dikelola independen dengan naik,” jelasnya.
Selain itu, kemacetan di jalur penghubung Makassar dan daerah sekitar disebut sebagai masalah yang mendesak.
“Ini masalah yang harus segera dituntaskan, karena mobilitas warga dan aktivitas ekonomi tidak boleh terhambat hanya karena kemacetan,” ucapnya.
Munafri juga menilai pemanfaatan ruang publik di Makassar belum maksimal karena keterbatasan lahan yang dimiliki bersama.
“Harapan saya, dari sini lahir pemikiran yang lebih fresh, lebih detail, agar kita bisa bersama-sama menyelesaikan persoalan ruang kota yang kompleks. Dengan kolaborasi, saya yakin Makassar bisa semakin maju,” pungkasnya.