Kapolrestabes Makassar Klaim Polisi Jadi Target Massa Pembakar Gedung DPRD
2 min read
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol. Arya Perdana. (Foto: Majesty.co.id/Suedi)
Majesty.co.id, Makassar – Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, mengungkap alasan tidak adanya polisi berseragam yang berjaga saat massa tidak dikenal membakar gedung DPRD Makassar dan DPRD Provinsi Sulsel pada Jumat (30/8/2025).
Kombes Arya mengaku personel Polrestabes Makassar telah disiagakan untuk mengamankan jalannya aksi demonstrasi pada pekan lalu.
“Tanggal 29 itu seluruh pasukan sudah terplotting di beberapa titik yang memang menjadi tempat-tempat unjuk rasa,” ujar Arya dalam keterangan pers di Mapolda Sulsel, Kamis (4/9/2025).
Di DPRD Sulsel, jumlah personel yang disiagakan lebih dari 200 orang, sementara di DPRD Kota Makassar lebih dari 130 personel.
Namun, massa yang hadir dalam jumlah besar disebut secara aktif mencari polisi berseragam untuk dijadikan target.
“Karena massa semakin banyak dan memang target mereka pada saat itu adalah polisi. Mereka mencari polisi-polisi berseragam sehingga polisi-polisi berseragam tidak berada di tempat dan menjauh dari lokasi,” jelas Arya.
Arya juga mengklaim, aksi 29 Agustus bukan sekadar unjuk rasa, melainkan telah bergeser menjadi kerusuhan.
Massa yang berkumpul di DPRD Sulsel diklaim mencapai 2 ribu orang dan sekitar 3 ribu orang di DPRD Kota Makassar.
Situasi itu, kata Arya, membuat publik seolah tidak melihat kehadiran polisi di lokasi kejadian.
“Nah, inilah yang menyebabkan mungkin rekan-rekan melihat tidak terlihat pasukan kami di sana karena memang sudah menjadi target,” tegasnya.
Dalam kondisi darurat tersebut, kepolisian meminta bantuan TNI. Namun, upaya itu terkendala karena massa memblokir jalan.
Kendaraan pemadam kebakaran (Damkar) yang mencoba masuk juga tidak bisa melintas.
“Jadi tidak ada yang bisa membantu membuka jalan, termasuk Damkar pada waktu itu. Itu tidak bisa jalan karena memang sengaja dihalangi oleh massa supaya tidak bisa sampai ke tempat,” pungkas Kapolrestabes.
Akibat tidak adanya polisi meredam massa, pembakaran gedung DPRD Makassar menimbulkan 3 korban jiwa yang merupakan ASN. Lima lainnya mengalami luka-luka.
Satu korban jiwa lainnya diamuk massa tidak dikenal karena disangka intelijen polisi. Dia adalah pengemudi ojek online, Rusdamdiansyah.
Satu pekan setelah kejadian mengerikan tersebut, polisi mengumumkan 29 tersangka terduga pelaku rusuh dan juga pembakar dua gedung DPRD di Kota Makassar.
Penulis: Suedi