Komika Pandji Siap Dihukum Adat soal Konten Budaya Toraja
2 min read
Komika Pandji Pragiwaksono. (Foto: Instagram/pandji.pragiwaksono)
Majesty.co.id, Makassar – Komedian stand up comedy atau Komika Pandji Pragiwaksono menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Toraja setelah kontennya viral mengenai upacara pemakaman adat.
Komika Pandji mengaku dalam beberapa hari terakhir, menerima banyak protes dan kemarahan dari masyarakat Toraja terkait sebuah joke dalam pertunjukan Mesakke Bangsaku tahun 2013.
“Saya membaca dan menerima semua protes serta surat yang ditujukan kepada saya,” kata Pandji dikutip dari unggahan Instagram resminya @pandji.pragiwaksono, Selasa (4/11/2025).
Sebelumnya, beredar potongan video yang memperlihatkan komika Pandji sedang open mic.
Pandji dalam konten itu menyebut sebagian masyarakat Toraja tak mampu memakamkan keluarganya karena biaya mahal.
“Di Toraja dan ini pasti ada yang tahu, kalau ada anggota keluarga yang meninggal, makaminnya itu pakai pesta yang mahal banget. Benar gak gue, iya kan?” kata Pandji dalam tayangan video yang dilihat Majesty.
“Bahkan banyak orang Toraja jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya. Dan banyak yang gak punya duit makamin, akhirnya jenazahnya dibiarkan aja gitu,” sambung Pandji dalam video itu.
Masalah ini kata Pandji, telah dibahas bersama Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi yang juga tokoh masyarakat Toraja.
Pandji mengaku, Rukka menceritakan dengan sangat indah tentang budaya Toraja tentang maknanya, nilainya dan kedalamannya.
“Dari obrolan itu, saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant, dan untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai,” kata Pandji.
Saat ini ada dua proses hukum yang berjalan: proses hukum negara, karena adanya laporan ke kepolisian dan proses hukum adat.
“Berdasarkan pembicaraan dengan Ibu Rukka, penyelesaian secara adat hanya dapat dilakukan di Toraja,” beber Pandji.
Pandji menyebut, Rukka bersedia menjadi fasilitator pertemuan dengan perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja. Ia memilih mengambil langkah itu.
Namun bila secara waktu tidak memungkinkan, Pandji akan menghormati dan menjalani proses hukum negara yang berlaku.
“Saya akan belajar dari kejadian ini, dan menjadikannya momen untuk menjadi pelawak yang lebih baik, lebih peka, lebih cermat, dan lebih peduli,” tandas Pandji.
