23/07/2025

Majesty.co.id

News and Value

Ray Sahetapy Tutup Usia, Ini Sederet Perannya di Dunia Film

3 min read
Aktor Ray Sahetapy diketahui menderita stroke sejak 2023 dan tengah menjalani pemulihan.
Aktor Ray Sahetapy semasa hidup. (Foto: Instagram/raysahetapy)

Majesty.co.id – Dunia perfilman Indonesia berduka atas kepergian aktor senior Ray Sahetapy. Ia meninggal dunia pada usia 68 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada Selasa (1/4/2025).

Sebelumnya, Ray diketahui menderita stroke sejak 2023 dan tengah menjalani pemulihan.

Pria bernama lengkap Ferenc Raymond Sahetapy ini lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 Januari 1957. Kariernya di dunia seni peran dimulai sejak 1980 saat membintangi film “Gadis” sebagai Jaka.

Advertisement
Ikuti Saluran WhatsApp Majesty.co.id

Sejak saat itu, ia terus menunjukkan kepiawaiannya dalam berbagai peran, baik di perfilman nasional maupun internasional.

Ray bahkan sempat mencicipi panggung Hollywood dengan keterlibatannya dalam produksi film Marvel Cinematic Universe (MCU), “Captain America: Civil War” (2016).

Meskipun adegannya sebagai juru lelang di Indonesia tidak ditayangkan dalam film final, adegan tersebut akhirnya dimasukkan dalam “Infinity Saga Collector’s Edition” pada 2019.

Sutradara Joe Russo bahkan mengapresiasi aktingnya yang penuh totalitas dan berharap bisa bekerja sama lagi dalam proyek Marvel lainnya.

Di dalam negeri, Ray Sahetapy dikenal sebagai aktor berbakat dengan deretan penghargaan bergengsi.

Ia mencatat rekor sebagai aktor dengan nominasi terbanyak dalam Festival Film Indonesia (FFI), dengan tujuh nominasi dan enam di antaranya dalam kategori Aktor Terbaik.

Beberapa film yang mengantarkannya ke nominasi FFI antara lain “Ponirah Terpidana” (1984), “Secangkir Kopi Pahit” (1985), “Kerikil-Kerikil Tajam” (1985), “Opera Jakarta” (1986), “Tatkala Mimpi Berakhir” (1988), serta “Jangan Bilang Siapa-Siapa” (1990).

Tak hanya aktif di dunia film, Ray juga berkontribusi dalam perkembangan seni peran Tanah Air dengan mendirikan sanggar teater serta membentuk komunitas seni.

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 56, menunjukkan dedikasinya terhadap industri perfilman nasional.

Kehidupan pribadinya juga menjadi sorotan. Ia menikah dengan aktris senior Dewi Yull pada 1981 setelah keduanya beradu akting dalam film “Gadis.”

Pernikahan mereka sempat menemui tantangan karena perbedaan agama, hingga akhirnya Ray memutuskan menjadi mualaf pada 1992.

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat anak: Gizca Puteri Agustina Sahetapy (1982-2010), Rama Putra Sahetapy, Surya Sahetapy, dan Muhammad Raya Sahetapy.

Namun, rumah tangga mereka berakhir pada Agustus 2004. Tak lama setelahnya, Ray menikah dengan Sri Respatini Kusumastuti pada Oktober 2004.

Masa kecil Ray tidaklah mudah. Ia tumbuh di panti asuhan yatim di Surabaya dan memiliki tekad kuat untuk mengejar karier di dunia seni peran.

Hal ini membawanya melanjutkan pendidikan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 1977, seangkatan dengan Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.

Kini, Ray Sahetapy telah berpulang, tetapi dedikasi dan karyanya akan terus hidup dalam ingatan para pencinta film Indonesia.

Sosoknya yang total dalam berakting serta kontribusinya bagi perfilman nasional menjadikannya legenda yang tak tergantikan.

Bagikan :

Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok

@majesty.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2023 © Majesty.co.id | Newsphere by AF themes.