Bule asal Italia ikut Bahas Ranperda Terumbu Karang Sulsel
3 min read
Pegiat konservasi laut Marco Bastaroli (kedua kanan) berfoto bersama dengan Ketua Pansus Ranperda Pengelolaan Terumbu Karang Sulsel, Andi Januar Jaury Dharwis (kedua kiri) usai rapat dengar pendapat di gedung DPRD Sulsel, Makassar, Selasa (30/4/2024). (Foto: Majesty/Arya)
Majesty.co.id, Makassar – Rapat Pansus Rancangan Perda Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat yang digelar di DPRD Sulsel, terlihat berbeda dibanding rapat-rapat sebelumnya di gedung wakil rakyat tersebut.
Itu karena rapat yang dipimpin Andi Januar Jaury Darwhis selaku ketua pansus, menghadirkan pegiat konservasi laut dan terumbu karang asal Italia, Marco Bastaroli.
Ia diundang mewakili Tevana House Reef GaiaOne Restoration . Dengan memakai baju kaos dan berambut gonrong, Marco memberikan sejumlah masukan penting terhadap Pansus Ranperda Terumbu Karang Berbasis Masyarakat.
“Kenapa kita undang mister Marco karena kita ingin perspektif pemerhati terumbu karang. Menurut dia, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga terumbu karang akan sia-sia tanpa regulasi,” ujar Januar Jaury di kantor DPRD Sulsel, Makassar, Selasa (30/4/2024).
Menurut Januar, Marco bersedia pulang-balik Bira dan Makassar karena sedih melihat kondisi terumbu karang di Bulukumba yang 50 persen sudah rusak.
“Dia menyarankan partisipasi masyarakat dalam hal edukasi sejak dini, terhadap pemanfaatan ekonomi dan ekologi terumbu karang secara berkelanjutan,” jelas Januar.
70 Persen Terumbu Karang di Sulsel Rusak Parah
Secara umum Januar Jaury menyebut, 70 persen terumbu karang di perairan Sulsel mengalami kerusakan parah. Hanya 7 persen sangat sehat dan selebihnya berstatus sehat.
Minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ekosistem laut, disebut sebagai salah satu sebab tingginya kerusakan terumbu karang di wilayah perairan Sulsel.
Akibatnya, lanjut Januar, ikan-ikan berimigrasi ke perairan lain karena terumbu karang tidak lagi menghasilkan makanan untuk organisme di bawa laut.
“Di Sulsel yang terjadi terumbu karang tidak lagi menghasilkan makanan untuk ikan sehingga berimigrasi ke perairan lain. Coba lihat, seperti ikan tuna dan lain, sudah jarang karena makanannya tidak ada,” jelas Januar.

Ranperda Pengelolaan Terumbu Karang ini disebut Januar sebagai langkah serius pemerintah memulihkan kembali terumbu karang yang rusak.
“Tidak ada cara lain selain memulihkan terumbu karang yang rusak ini untuk dapat kembali berproduksi. Karena mata rantai ekologi itu ada, terumbu karang ini memproduksi makanan untuk ikan-ikan,” tutur Legislator Fraksi Demokrat ini.
BACA JUGA: Akui Salah soal Babi, John Rende Takut dicap Figur Intoleran?
Pertemuan selanjutnya, Pansus Ranperda Pengelolaan Terumbu Karang Sulsel akan mengundang 19 pemerintah kabupaten kota yang memiliki garis pesisir untuk menyusun beleid tersebut.
“Kita berharap pengelolaan terumbu karang ini, juga menghadirkan zona-zona terumbu karang tapi tidak membatasi akses masyarakat untuk memanfaatkan ekonomi dan ekologi,” pungkas Januar.
Temukan konten menarik lainnya, follow Tiktok